Bamsoet menyebut saat ini persaingan para caleg lebih didominasi oleh kekuatan finansial. Sedangkan visi, misi, program kerja ataupun sumbangsih para caleg, terkalahkan oleh 'serangan fajar' jelang pencoblosan.
"Istilah nomor piro wani piro (NPWP) menjadi hal biasa di tengah masyarakat. Pemilih tidak lagi mengutamakan kualitas dan kapabilitas para caleg. Mereka lebih mengutamakan berapa besar uang yang diterima dari para caleg. Bahkan, tidak jarang satu pemilih menerima 'serangan fajar' dari dua hingga tiga caleg sekaligus," katanya.
Baca Juga: Kunci Jawaban Game Words of Wonders (WOW) Teka-teki Harian Tanggal 28 Maret 2024
Kaji kembali
Ketua DPR RI ke-20 ini mengajak untuk mengkaji kembali sistem demokrasi Indonesia saat ini. Apakah lebih banyak membawa manfaat, atau justru banyak mudaratnya.
Karena, bukan tidak mungkin jika sistem demokrasi langsung dalam pemilu ataupun pilkada terus dipertahankan, demokrasi di Indonesia hanya bergantung pada nominal rupiah, bukan lagi memperjuangkan aspirasi rakyat.
"Sistem demokrasi langsung yang dianut oleh bangsa Indonesia sangat berpotensi menggiring orang untuk terjerat dalam tindak korupsi. Hasil kajian KPK mencatat sistem demokrasi langsung memiliki daya rusak yang luar biasa. Tidak aneh bila banyak kepala daerah ataupun anggota dewan yang tersangkut kasus korupsi," katanya.***