Bamsoet Nilai Sistem Demokrasi Pemilihan Langsung Berpotensi Menggiring untuk Terjerat Korupsi

- 28 Maret 2024, 12:53 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet).
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet). /@bambang.soesatyo/

HaiBandung - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai sistem pemilihan langsung di Indonesia telah memunculkan demokrasi transaksional di tengah masyarakat.

Maraknya politik transaksional pada sistem pemilihan langsung di Indonesia, dinilai Bamsoet mengikis idealisme dan komitmen politik sebagai sarana perjuangan mewujudkan aspirasi rakyat.

Karena itu, Bamsoet mengusulkan agar pelaksanaan sistem pemilihan langsung di Indonesia berkaca pada pelaksanaan Pemilu pada 2009-2024, dikaji ulang.

Baca Juga: Harvey Moeis Suami Artis Sandra Dewi Ditetapkan Tersangka Korupsi, Menjadi Tahanan Kejagung

Model demokrasi transaksional ini tidak menjadikan melembaganya demokrasi substansial yang terkonsolidasi.

"Demokrasi transaksional pada Pemilu 2024, harus diakui semakin masif dan terbuka dibandingkan tiga pemilu sebelumnya. Masyarakat tidak segan meminta uang secara langsung kepada caleg. Para caleg pun secara terang-terangan tidak 'malu' memberikan uang kepada masyarakat untuk memilih dirinya," ujar Bamsoet, Rabu 27 Maret 2024.

Hal itu dia sampaikan saat mengajar mata kuliah 'Karakter Bangsa dan Bela Negara' dengan tema 'Demokrasi Indonesia' kepada mahasiswa Pascasarjana Universitas Pertahanan secara daring di Jakarta.

Baca Juga: Mengagetkan, Sopir Penyebab Tabrakan Beruntun Siap Beli Semua Mobil yang Rusak, Ini Tampangnya

Politik transaksional

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan menelisik dari hasil Pemilu 2024, banyak caleg yang memiliki kualitas dan kapabilitas sebagai anggota dewan harus tersingkir akibat politik transaksional yang marak di masyarakat.

Halaman:

Editor: Dudih Yudiswara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x