Aktivitas Fisik di Tempat Kerja Bisa Memicu Kepikunan, Begini Hasil Penelitian

- 21 Mei 2024, 12:30 WIB
Ilustrasi - Aktivitas fisik di tempat kerja bisa memicu kepikunan.
Ilustrasi - Aktivitas fisik di tempat kerja bisa memicu kepikunan. /pixabay.com/

HaiBandung – Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa aktivitas fisik yang dilakukan setiap hari tidak selalu membawa dampak positif. Menurut laporan ilmuwan dari Norwegian National Centre of Aging and Health, Columbia University's Mailman School of Public Health, dan Butler Columbia Aging Center, pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik tingkat sedang atau tinggi justru dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kognitif, pikun atau demensia.

Penelitian ini melibatkan kolaborasi antara peneliti dari berbagai institusi ternama, yaitu Norwegian National Centre of Aging and Health, Columbia University's Mailman School of Public Health, dan Butler Columbia Aging Center. Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara aktivitas fisik di tempat kerja dengan risiko pikun atau demensia, dan gangguan kognitif di kemudian hari.

Pahami Dampak Aktivitas Fisik di Tempat Kerja

Menurut Vegard Skirbekk, profesor Populasi dan Kesehatan Keluarga di Columbia Public Health, penting untuk memahami bagaimana tingkat aktivitas fisik di tempat kerja berhubungan dengan gangguan kognitif dan demensia.

"Penelitian kami juga menyoroti paradoks di mana aktivitas fisik yang berhubungan dengan pekerjaan dapat menyebabkan hasil kognitif yang lebih buruk," ujar Skirbekk dikutip haibandung.com dari PMJ News.

Baca Juga: Jangan Sampai Pikun, Hindari 5 Kebiasaan Buruk Ini!

Sebelumnya, penelitian yang relevan mengenai aktivitas fisik di tempat kerja dan demensia masih sangat terbatas. Sebagian besar proyek hanya menganalisis pekerjaan pada satu titik waktu selama karier seseorang, biasanya mendekati usia pensiun, dengan data yang dikumpulkan secara self-reported. Penelitian ini memperluas temuan sebelumnya dengan memasukkan perspektif perjalanan hidup ke dalam analisis, mencakup lintasan pekerjaan dari usia 33 hingga 65 tahun.

Melalui salah satu studi demensia atau pikun berbasis populasi terbesar, tim peneliti menilai hubungan antara aktivitas fisik kerja pada usia 33-65 tahun dengan demensia dan risiko gangguan kognitif pada usia 70 tahun ke atas. Sebanyak 7.005 orang diikutsertakan dalam studi ini, dengan 902 orang didiagnosis menderita demensia dan 2.407 orang didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan. Setengah dari subjek yang dilibatkan adalah perempuan.

Temuan menunjukkan risiko terkena pikun atau demensia dan gangguan kognitif ringan pada subjek berusia 70 tahun atau lebih tinggi mencapai 15,5 persen bagi mereka yang memiliki pekerjaan dengan tuntutan fisik tinggi. Sebaliknya, risiko yang sama hanya mencapai sembilan persen di antara mereka yang memiliki pekerjaan dengan tuntutan fisik rendah.

Pentingnya Strategi Baru

Hasil penelitian ini menekankan pentingnya pengembangan strategi baru untuk setiap orang dalam pekerjaan yang menuntut fisik guna mencegah gangguan kognitif. "Hasil penelitian kami menggarisbawahi perlunya menindaklanjuti setiap orang dengan pekerjaan dan aktivitas fisik yang tinggi seumur hidup karena mereka tampaknya memiliki risiko lebih besar terkena demensia," kata Prof Skirbekk.

Halaman:

Editor: Rakhmat Margajaya

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah