Network
HaiBandung - Sebuah penelitian yang dilakukan Asics mengungkapkan hubungan antara aktivitas fisik saat remaja dengan kesehatan mental pada masa dewasa. Dipimpin Profesor Brendon Stubbs dari King's College London, penelitian ini mengamati lebih dari 26 ribu orang selama periode November-Desember 2023.
Penelitian menyoroti usia 15-17 tahun adalah masa kritis untuk mempertahankan tingkat aktivitas fisik yang tinggi. Efek dari kurangnya aktivitas fisik pada masa remaja termasuk kurangnya fokus, kekurangan rasa percaya diri, kurang ketenangan, dan kekacauan mental di masa dewasa.
Manfaat Aktivitas Fisik Teratur
Menurut Stubbs, menjadi aktif secara fisik pada masa remaja memiliki dampak langsung pada kesejahteraan mental di kemudian hari. Manfaatnya semakin besar jika aktivitas fisik menggantikan kebiasaan lain yang tidak sehat. Sebagai contoh, menggantikan waktu menatap layar dengan aktivitas fisik dapat mengurangi risiko depresi sebesar 10 persen.
Baca Juga: Piala Asia U 23 2024: Kekalahan Timnas Indonesia 0-2 dari Qatar Diwarnai Keputusan Kontroversial
Olahraga tidak hanya mendukung kesehatan mental, tetapi juga merangsang area pemrosesan emosi utama di otak. Ini dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan usus, membawa dampak positif secara keseluruhan pada kesejahteraan setiap orang.
Penelitian juga mengungkapkan kesenjangan dalam kebiasaan berolahraga antar generasi. Generasi muda cenderung berhenti berolahraga lebih awal dibandingkan generasi yang lebih tua saat mereka berusia muda. Hal ini mengakibatkan skor "State of Mind" yang lebih rendah pada generasi muda, seperti Generasi Z, dibandingkan dengan generasi sebelumnya. ***
