Network
HaiBandung - Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin tim peneliti dari Emory University di Amerika Serikat telah mengungkap dampak positif olahraga terhadap kesehatan mata, khususnya pada fungsi sel saraf retina.
Dipublikasikan dalam jurnal ilmiah The Journal of Neuroscience, penelitian ini menggunakan model tikus yang diharuskan berlari di atas treadmill untuk meneliti hubungan antara olahraga dan kesehatan mata.
Selama periode dua minggu, tikus-tikus tersebut menjalani latihan berlari selama satu jam setiap hari selama lima hari. Hasil menunjukkan tikus yang berolahraga memiliki jumlah fotoreseptor yang lebih tinggi dibandingkan dengan tikus yang tidak berolahraga.
Selain itu, sel-sel saraf retina tikus yang berolahraga menunjukkan respons yang lebih baik terhadap cahaya dan tingkat Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF), suatu faktor neurotrofik yang penting dalam pembentukan sel saraf, juga lebih tinggi.
Baca Juga: Mengurai Kemacetan di Kawasan Pasar Kordon, Pemkot Bandung Atur Operasional Lalu Lintas Satu Arah
Peneliti menemukan, ketika reseptor BDNF diblokir pada tikus yang berolahraga, fungsi retina mereka menurun hingga mencapai tingkat yang mirip dengan tikus yang tidak aktif secara fisik. Hal ini menegaskan peran penting BDNF dalam menjaga kesehatan retina dan mata.
Penting bagi Orang Tua
Menurut peneliti, temuan ini memberikan bukti bahwa olahraga memiliki dampak langsung pada kesehatan retina dan penglihatan. Mereka juga menyatakan terapi olahraga dapat dikembangkan sebagai salah satu metode untuk menjaga kesehatan mata, terutama bagi orang-orang yang rentan mengalami gangguan penglihatan, seperti orang tua.
Temuan ini memberikan landasan baru untuk penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara aktivitas fisik dan kesehatan mata, serta potensi pengembangan terapi olahraga sebagai intervensi preventif atau pengobatan untuk masalah kesehatan mata.
Baca Juga: Polri akan Rekut 10.000 Polisi untuk Ditempatkan di Papua, Pembukaan April 2024
