HaiBandung - Warga RW 02 Kampung Wanakerta, Desa Wanakerta, Kabupaten Garut, kini memiliki cator (sepeda motor roda tiga) yang merupakan hibah dari BUMN PT Jamkrindo (Persero).
Cator bercat merah berkapasitas sekitar 200cc itu datang ke Wanakerta pada Sabtu (25/5) lalu.
Ketua RW 02 Rismanto mengatakan, sesuai amanat dari pihak Jamkrindo, cator itu akan digunakan oleh warga RW 02 Wanakerta untuk memperlancar pengangkutan sampah dari rumah-rumah warga ke tempat pengolahan.
Tak pelak, saking gembiranya karena memiliki sarana angkutan sampah untuk lingkungannya, sejumlah warga sempat memamerkan cator tersebut di pinggir jalan raya Cibatu Garut agar orang-orang yang lewat melihat.
Baca Juga: BUMN Jamkrindo Mendukung Inisiasi Pendirian Bank Sampah Desa di Garut
Ketua RW 02 Desa Wanakerta Rismanto mengatakan, cator atau sepeda motor roda tiga itu harganya sekitar Rp36 juta sehingga kalau mengandalkan swadaya warga memang tak akan terjangkau.
Oleh karena itu Rismanto menghaturkan banyak terima kasih kepada pihak Jamkrindo atas perhatiannya terhadap penanganan sampah di lingkungan RW 02 Desa Wanakerta.
"Alat angkut ini untuk memperlancar angkutan sampah yang dikelola Rumah Sampah Salarea di RW 02," katanya, Selasa, 28 Mei 2024.
Selama ini, lanjut Rismanto, pengangkutan sampah dari rumah tangga di lingkungan RW 02 hanya menggunakan roda dorong.
Baca Juga: Menyulap Sampah jadi Anugerah, Belajar dari 'Rumah Sampah Salarea' Warga Wanakerta Garut
Oleh karena itu, cator sumbangan pihak Jamkrindo ini sangat berguna sekali.
"Karenaenggunakan cator, angkutan sampah dati rumah warga akan lebih cepat. Kami pun akan menggunakannya untuk membantu warga yang memerlukan pengangkutan barang," ujar Rismanto.
Penanganan sampah di lingkungan RW 02 Desa Wanakerta, Garut, selama ini memang sudah berjalan baik. Di RW ini, sampah ditangani oleh petugas khusus di bawah koordinator pengurus RW.
Di RW 02 Desa Wanakerta juga berdiri bangunan Rumah Sampah Salarea. Ke bangunan inilah sampah dari rumah tangga ditarik kemudian dipilah.
Baca Juga: Mendikbudristek Nadiem Makarim Langsung Batalkan Kenaikan UKT Usai Dipanggil Presiden Jokowi
Sampah ekonomi seperti plastik, botol bekas dan sebagainya dikumpulkan untuk dijual.
Sementara sampah non ekonomi dibakar di tempat pembakaran sampah. Pembakarannya pun tidak sembarangan. Ada tungku dan kompor khusus sehingga pembakaran benar-benar sempurna dengan asap yang minimal.
Kemudian abu hasil pembakaran sampah tersebut dibuat pot tanaman atau paving blok.
"Jadi alhamdulillah penanganan sampah di RW 02 selesai di sini juga, kami tak membebani TPS atau TPA," kata Rismanto.***