850 Pesantren Penerima Bantuan Inkubasi Bisnis 2024 Ikuti Diklat

- 1 Juni 2024, 19:53 WIB
Kemenag gulirkan bantuan inkubasi bisnis 2024 untuk 850 pesantren.
Kemenag gulirkan bantuan inkubasi bisnis 2024 untuk 850 pesantren. /Dok. Kemenag/


HaiBandung - Sebanyak 850 pesantren mendapat bantuan inkubasi bisnis 2024 dari Kementerian Agama (Kemenag).

Bantuan inkubasi bisnis tersebut digulirkan agar pesantren-pesantren memiliki kemandiriaan ekonomi sehingga akhirnya bisa membawa kemandirian ekonomi umat.

Sebelum menerima bantuan inkubasi bisnis, pesantren penerima mendapatkan pendidikan dan pelatihan (diklat) Kemandirian Pesantren yang digelar secara online.

Diklat ini digelar Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam bekerja sama dengan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.

Staf Khusus Menteri Agama Muhammad Nuruzzaman berharap program bantuan inkubasi bisnis bisa menjadi stimulus untuk peningkatan ekonomi di pesantren.

Program ini bukan hanya memberikan dana bantuan, tetapi juga membekali pesantren dengan ilmu untuk pengelolaan bisnis yang bagus dan berkelanjutan.

"Dengan harapan besar akan bangkitnya pesantren pada aspek ekonomi, maka program ini dibarengi dengan adanya pelaksanaan Pelatihan Peningkatan Pengelolaan Bisnis bagi pesantren calon penerima. Melalui pelatihan ini pesantren akan jauh lebih siap untuk mengelola bisnis dan memanfaatkan dana bantuan dari pemerintah untuk menjalankan bisnisnya," terang Nuruzzaman dikutip Sabtu, 1 Juni 2024.

Baca Juga: Mengenal Anggy Umbara, Sosok di Balik Viralnya Kembali Kasus Vina Cirebon

Plt Direktur PD Pontren, Waryono, mengatakan, pesantren harus lebih maju dan mandiri, termasuk dari segi finansial. Sebab, hal tersebut dapat mendukung pengembangan pendidikan di pesantren.

“Kita tahu pesantren memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan. Program Kemandirian Pesantren bertujuan menggali potensi tersebut, terutama potensi dalam bidang ekonomi pesantren. Perwakilan pesantren diberi pelatihan agar memahami tentang teknis pengelolaan dana bantuan. Tujuannya agar penyerapan dan penggunaan dana bantuan benar-benar efektif dan maksimal," jelas Waryono

Bimtek untuk 850 pesantren penerima bantuan inkubasi bisnis ini dibagi dalam lima gelombang.

Baca Juga: Daftar Lengkap Honor Pilkada 2024 untuk PPS, KPPS, Pantarlih dan Linmas

Setiap gelombang ada empat angkatan. Setiap Angkatan diikuti 40 peserta.

Pelatihan telah berjalan sejak 20 Mei 2024 dan berakhir pada akhir Juni. Peserta menerima materi secara online selama empat hari, sesuai jadwal yang telah ditentukan.

“Diklat online ini akan dilanjutkan dengan pendampingan secara offline. Pelaksanannya akan disesuaikan setelah diklat online selesai secara keseluruhan,” sebut Waryono.

Kasubdit Pendidikan Pesantren Basnang Said berharap, pesantren memanfaatkan kesempatan ini secara maksimal.

"Momentum pelatihan ini harus dimanfaatkan betul oleh pondok pesantren untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha yang dijalankan, karena (ada) berbagai materi dan narasumber ahli dari (kalangan) akademisi dan praktisi hadir di kegiatan ini," ungkapnya.

Baca Juga: Miris, Setiap 2 Pekan 1 Bahasa Daerah di Indonesia Hilang

Narasumber bimtek terdiri dari tim ahli kemandirian pesantren, para trainer dan profesional bisnis dari berbagai bidang, serta sejumlah pembicara dari kementerian/lembaga yang akan memberikan materi tentang industri halal dan keuangan syariah.

Dalam pelatihan ini, para peserta dilatih tentang penyusunan business plan, sistem operasi bisnis, pengelolaan dan pelaporan keuangan, serta pengelolaan manajemen dan SDM.

Ada juga sesi berbagi pengalaman dengan pesantren-pesantren yang telah berhasil dalam menjalankan bisnisnya, misalnya: PP Sidogiri (minimarket), PP Al Itifaq Ciwedey (pertanian), PP Sunan Drajat (koperasi), PP Al Hikmah 1 Brebes (laundry), PP Al-Wathaniyah Putri (laundry), dan pesantren lainnya.***

Editor: Lana Filana

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah