Network
HaiBandung - Sekitar 11.000 pasien warga Palestina dilaporkan membutuhkan evakuasi medis darurat, kata pejabat di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa 4 Juni 2024.
Puluhan ribu pasien warga Palestina yang membutuhkan evakuasi medis darurat itu diharuskan menerima pengobatan di rumah sakit khusus.
Angka jumlah pasien warga Palestina dilaporkan membutuhkan evakuasi medis darurat ditunjukkan Hanan Balkhy, direktur regional WHO untuk Mediterania Timur, dalam pertemuan di Jenewa dengan Asosiasi Koresponden Terakreditasi untuk PBB.
Baca Juga: Yuk Ikutan Flash Sale Mobil dan Motor Rp6 Ribu di Shopee Live, Lebih dari 60 Jam Bareng Mami Louisse
Balkhy mengatakan bahwa pasien-pasien warga Palestina yang membutuhkan evakuasi medis darurat tersebut diharuskan untuk menerima pengobatan di rumah sakit khusus.
Efek berantai
Dia juga menggarisbawahi efek berantai yang "signifikan" terhadap Mesir, Lebanon, dan Suriah sebagai negara tetangga yang langsung berdekatan dengan wilayah Palestina yang diduduki.
"Jika Anda berbicara tentang perlunya tidak meninggalkan seorang pun, kami telah meninggalkan banyak orang di Gaza, dan itu terjadi ketika ada tekanan terhadap sistem kesehatan yang sudah rapuh di negara-negara tetangga," katanya.
Baca Juga: Kunci Jawaban Game Words of Wonders (WOW) Teka-teki Harian Tanggal 5 Juni 2024
"Jadi, kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan," katanya.
"Jika kita tidak mencapai perdamaian, ini akan menjadi situasi yang sangat menantang. Kami membutuhkan perdamaian di dalam perbatasan agar (akses terhadap kesehatan) bisa terbuka," katanya.
Pekan lalu, WHO mengatakan bahwa semua evakuasi medis di Gaza telah "dihentikan secara tiba-tiba" sejak 7 Mei 2024.
Baca Juga: Kelurahan Kebon Jayanti Terkenal karena Inovasi Pengelolaan Sampah dan Kerajinan Keramik
Israel terus melanjutkan serangan brutal di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 meski resolusi Dewan Keamanan PBB menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 36.500 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas sejak saat itu, sementara hampir 83 ribu lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih dan obat-obatan.
Baca Juga: Taspen Salurkan Gaji ke 13 Pensiunan Langsung ke Rekening Penerima
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei 2024.***
