HaiBandung - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) mewaspadai kerawanan dalam pelaksanaan pemilu, terutama di tempat pemungutan suara (TPS).
Bawaslu menyebut ada tujuh indikator kerawanan yang paling banyak terjadi di TPS sehingga diyakini dapat memengaruhi kelancaran tahapan pencoblosan surat suara pada Pemilu 2024.
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja, Minggu 11 Februari 2024, menyampaikan tujuh indikator kerawanan paling banyak di TPS, yaitu penggunaan hak pilih, keamanan, potensi ada kegiatan kampanye, netralitas ASN, prajurit TNI/Polri, logistik pemilu, lokasi TPS dan/atau dekat rumah pasangan calon, dan keterandalan jaringan listrik/Internet.
Baca Juga: Keren, Indonesia Ekspor Gerbong Kereta Api ke Selandia Baru
Hasil dari pemetaan itu, berkaca pada pelaksanaan pemungutan suara pada pemilu periode sebelumnya dan laporan dari pengawas pemilu di daerah.
Ada 125.224 TPS memiliki daftar pemilih tetap (DPT) yang tak memenuhi syarat, 119.796 TPS memiliki pemilih tambahan (DPTb), 36.236 TPS terkendala jaringan Internet, 21.947 TPS berlokasi di dekat rumah calon presiden atau calon wakil presiden dan/atau posko atau rumah tim kampanye pemilu.
Ada 18.656 TPS berpotensi kedatangan daftar pemilih khusus (DPK), dan 10.974 TPS berada di wilayah rawan bencana.
Baca Juga: Sosok Savira Ramadhani, Wanita Cantik Berkerudung yang Bela Yudha Arfandi
Di luar tujuh indikator itu, Bawaslu juga memetakan 14 indikator kerawanan lainnya yang juga banyak ditemukan di TPS-TPS.