Penistaan terhadap Al Quran Kembali Terjadi, Pelakunya Edwin Wagensveld, Tokoh Belanda, Ini Tampangnya

- 25 Januari 2023, 23:15 WIB
Edwin Wagensveld pelaku pembakaran Al Quran di Belanda
Edwin Wagensveld pelaku pembakaran Al Quran di Belanda /Instagram @edwin_wagensveld/

HaiBandung - Aksi penistaan terhadap Al Quran kembali terjadi, kali ini di Belanda yang dilakukan oleh Edwin Wagensveld, pemimpin kelompok sayap kanan Belanda dari Partai PEGIDA.

Dalam aksinya, Edwin Wagensveld merobek lembaran-lembaran Al Quran kemudian membakarnya di atas katel, Minggu 22 Januari 2023 waktu Belanda.

Aksi perobekan dan pembakaran Al Quran yang dilakukan Edwin Wagensveld terjadi beberapa hari setelah peristiwa pembakaran Al Quran di depan kedutaan Turki di Swedia.

Video rekaman dari aksi Edwin Wagensveld menjadi viral di internet sehingga memicu reaksi dari para pemimpin negara-negara Arab.

Baca Juga: Putra Bungsu Presiden Jokowi Kaesang Pangarep akan Mencalonkan Diri Jadi Kepala Daerah

Edwin Wagensveld merupakan tokoh anti Islam terkmuka di Belanda.

Ia sempat ditahan polisi dua bulan lalu karena menghina Nabi Muhammad dengan menggunakan penegeras suara.

Kejaksaan setempat menetapkan bahwa komentar Wagensveld dapat dianggap sebagai penghinaan terhadap Islam.

Namun, akhirnya diputuskan bahwa Edwin Wagensveld tidak melakukan kejahatan dan karenanya tidak dapat dituntut atas tindakan tersebut.

Baca Juga: Inilah Tampang Rasmus Paludan, Pembakar Al Quran di Depan Kedutaan Turki di Swedia

Kutukan dari Negara-negara Arab

Negara - negara mengutuk penistaan terhadap kitab suci umat Islam Al Quran yang dilakukan Edwin Wagensveld.

Mereka mengatakan, aksi itu mencoba merusak tatanan sosial yang damai dan memicu pelanggaran disengaja terhadap salah satu agama besar dunia.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pada Selasa 24 Januari menyuarakan kecaman kerajaan terhadap insiden tersebut.

Baca Juga: Ini Jawaban Putri Candrawathi Soal Tudingan Selingkuh dengan Kuat Maruf dan Yosua Berikut Soal Pakaian Seksi

Aksi pembakaran Al Quran, kata Kementerian Luar Negeri Arab, merupakan "langkah provokatif terhadap perasaan jutaan Muslim."

Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab (UAE) juga mengecam insiden tersebut dan menekankan "perlunya menghormati simbol dan kesucian agama serta menahan diri dari hasutan dan polarisasi."

"Insiden keji ini adalah tindakan hasutan dan provokasi serius terhadap perasaan lebih dari dua miliar Muslim di seluruh dunia dan peringatan terhadap kemungkinan terulangnya pelanggaran terhadap Al Quran dengan dalih kebebasan berekspresi," kata Kemlu UAE dalam pernyataannya dikutip dari Antara, Rabu 25 Januari 2023.***

Editor: Lana Filana

Sumber: Berbagai Sumber ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x