Jokowi Angkat Bicara Diisukan Ingin Merebut Posisi Ketua Umum PDI Perjuangan

3 April 2024, 23:08 WIB
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kedua kiri), Menko PMK Muhadjir Effendy (kiri), Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (kanan), Dubes Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali (ketiga kanan), dan Dubes Mesir untuk Indonesia Yasser Hassan Farag Elshemy (kedu /antaranews.com/

HaiBandung - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih diam ketika beberapa waktu lalu diisukan ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar.

Selepas Partai Golkar, Jokowi yang
diisukan lagi ingin merebut posisi Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.

Jokowi membantah kabar yang menyebut dirinya ingin merebut posisi Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Juga: Buruh Pabrik di Mojokerto Jual Istri kepada Laki-laki Hidung Belang Diancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Saat menanggapi pertanyaan awak media soal isu tersebut, Presiden Jokowi sempat bergurau dengan menyebutkan soal posisi sebagai ketua umum partai lain.

"Bukannya Golkar?" jawab Presiden Jokowi dalam keterangan pers usai melepas bantuan kemanusiaan untuk Palestina dan Sudan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu 3 April 2024.

Ketika ditanya lebih lanjut, Presiden Jokowi lantas membantah berbagai isu terkait dengannya yang ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Juga: Pentingnya Pola Tidur Sehat dalam Mencegah Penyakit Asam Urat

"Katanya mau ngerebut Golkar, katanya mau ngerebut ... masa semua mau direbut semuanya? Jangan ... jangan seperti itu," kata Presiden.

Komentar Hasto

Dalam kesempatan sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut Presiden Jokowi menginginkan kursi ketua umum yang kini masih diduduki Megawati Soekarnoputri.

Hasto mengatakan dalam kabinet Jokowi, ada menteri powerful dan menteri super powerful.

Baca Juga: Kabar Baik, Mengatasi Asam Urat dengan 5 Minuman Sehat

Namun, yang mendapat tugas untuk menjembatani pengambilalihan kursi Ketum PDI Perjuangan ialah menteri powerful.

"Jauh sebelum pemilu, 5-6 bulan, ada seorang menteri powerful, ada yang super powerful dan powerful, supaya nggak salah image," ujarnya.

"Ini ditugaskan bertemu Pak Ryaas Rasyid oleh Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega agar kepemimpinan PDIP diserahkan Pak Jokowi," ujarnya.***

Baca Juga: PT LIB Rencana Berikan Subsidi kepada Klub Liga 1 2023 2024

Editor: Dudih Yudiswara

Sumber: antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler