Ini Penyebab Tingginya Angka Kelahiran Bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan di Indonesia

- 4 Juni 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi - Angka kematian bayi dengan penyakit jantung bawaan di Indonesia masih tinggi.
Ilustrasi - Angka kematian bayi dengan penyakit jantung bawaan di Indonesia masih tinggi. /pixabay.com/

HaiBandung - Direktur Medis Pertamedika Indonesia Healthcare Corporation (IHC), Dr. dr. Lia Gardenia Partakusuma, Sp.PK (K), MM, MARS, FAMM, mengungkapkan bahwa angka kelahiran bayi dengan penyakit jantung bawaan di Indonesia masih cukup tinggi. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat sebelum kehamilan.

Menurut data WHO, 1 dari 100 bayi yang lahir merupakan pasien bayi kritis yang harus segera ditangani. Di Indonesia, angka penyakit jantung bawaan pada anak cukup tinggi, mencapai sekitar 5 juta kasus. Dari jumlah tersebut, 45-50 ribu bayi mengalami kelainan jantung, dan 80 persen di antaranya tidak bisa tertolong. Dr. Lia menjelaskan bahwa banyak bayi yang tidak tertolong karena mereka harus menunggu satu hingga dua tahun untuk menjalani operasi.

Tingginya jumlah penduduk Indonesia tidak sebanding dengan jumlah dokter jantung yang ada. Hal ini menyebabkan angka penyakit jantung, termasuk pada anak, semakin meningkat. Kurangnya dokter jantung dengan subspesialisasi membuat penanganan penyakit ini menjadi tidak optimal. Dr. Lia menekankan pentingnya mempercepat pelayanan kesehatan jantung dan meningkatkan kapasitas dokter jantung di Indonesia.

Pengaruh Gaya Hidup Tidak Sehat

Gaya hidup yang tidak sehat sejak muda, seperti kurang tidur, jarang berolahraga, serta konsumsi makanan cepat saji, sangat berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan bayi. Kondisi kesehatan ibu yang tidak optimal saat hamil dapat menyebabkan kelainan jantung pada bayi. Dr. Lia menggarisbawahi pentingnya persiapan kesehatan sebelum hamil. Ibu yang tidak siap hamil dan tetap menjalani gaya hidup tidak sehat sebelum kehamilan berisiko tinggi melahirkan anak dengan kondisi kesehatan yang tidak sempurna.

Baca Juga: Tips Mengelola Kemarahan untuk Menjaga Kesehatan dan Profesionalitas

Untuk meningkatkan kapasitas dokter jantung di Indonesia, IHC bekerja sama dengan Institut Jantung Negara (IJN) Malaysia. Kolaborasi ini memungkinkan para dokter Indonesia untuk belajar mengenai teknologi terbaru yang digunakan di luar negeri dan mengadaptasikannya di Indonesia. Dr. Lia menyebutkan bahwa dokter penyakit jantung anak sangat diperlukan, terutama spesialisasi yang menangani ibu hamil dengan kelainan jantung.

Dr. Lia juga menyoroti pentingnya belajar dari disiplin masyarakat Malaysia dalam menjaga kesehatan. Mengurangi kebiasaan merokok dan konsumsi makanan berlemak serta hipertensi merupakan langkah sederhana namun efektif dalam mencegah penyakit jantung. Ia mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih disiplin dalam menjaga kesehatan guna mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung di usia muda.

Dengan upaya kolaboratif dan peningkatan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat, diharapkan angka penyakit jantung bawaan pada anak di Indonesia dapat berkurang secara signifikan. *** 

Editor: Rakhmat Margajaya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah