Namun di Yogyakarta Husein berkesempatan mengikuti pendidikan Sekolah Penerbangan Lanjutan. Setelah lulus ia diangkat sebagai instruktur di sekolah penerbangan tersebut merangkap sebagai perwira operasi AURI.
Gugur saat test flight
Husein Sastranegara gugur saat melakukan test fligt untuk pesawat yang akan mengangkut Perdana Menteri Sutan Sjahrir menuju Malang.
Waktu itu tanggal 26 September 1946, Husein mendapatkan tugas melakukan test fight (uji terbang) pesawat Cukiu, pesawat rongsokan peninggalan tentara Jepang.
Pesawat Cukiu yang diterbangkan Husen mengalami kerusakan mesin hingga jatuh terbakar di atas Gowongan Lor Yogyakarta sekaligus menewaskan Husein bersama juru teknik Rukidi.
Husein meninggalkan seorang istri Ny. Koriyati Mangkuratmaja dengan tiga putera yang masih balita.
Sebagai penghargaan negara atas jasa-jasa Husein, pangkatnya dinaikan dari Mayor Udara menjadi (Anumerta) Komodor Udara sederajat Kolonel Udara sekarang.
Namanya pun diabadikan menjadi nama Bandara di Bandung sehingga Bandara Andir diubah menjadi Bandara Husein Sastranegera berdasarkan Keputusan Kasau No. 76 Tahun 1952.
Itulah Husein Sastranegara, putra menak Priangan yang namanya diabadikan menjadai Bandara.***