Sosok Husein Sastranegara yang Namanya Jadi Bandara di Bandung Ternyata Mahasiswa ITB

- 29 Oktober 2023, 16:43 WIB
Husein Sastranegara yang namanya diabadikan jadi Bandara di Bandung
Husein Sastranegara yang namanya diabadikan jadi Bandara di Bandung /Kolase HaiBandung/

HaiBandung - Pemerintah memindahkan aktivitas penerbangan komersial di Bandara Husein Sastranegara Bandung ke Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, mulai Minggu, 29 Oktober 2023 hari ini.

Alasan pemindahan karena Bandara Husein Sastranegara sudah tidak layak lagi untuk penerbangan komersial, terlebih untuk pesawat bermesin jet bahkan untuk kelas narrow body atau pesawat berbadan sempit. Demikian penjelasan Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Lantas bagaimana nasib Bandara Husein Sastranegara selanjutnya?

Bandara Husein Sastranegara akan tetap berfungsi, atau tidak ditutup sepenuhnya.

Presiden Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, Bandara Husein Sastranegara akan melayani penerbangan berjadwal menggunakan pesawat propeller dan penerbangan general aviation seperti private jet.

Terlepas dari pemindahan aktivitas penerbangan komersial ke Bandara Kertajati, banyak orang yang belum mengetahui siapa Husein Sastranegara yang namanya diabadikan menjadi Bandara tersebut? 

Baca Juga: Ingin Tahu Usia Presiden dan Wakil Presiden RI Saat Dilantik? Berikut Rinciannya dari Soekarno Hingga Jokowi

Dirangkum dari laman TNI AU, Husein Sastranegara yang namanya diabadikan jadi Bandara di Bandung ini adalah Opsir Udara I (Anumerta). Ia lahir di Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada 20 Januari 1919 dan gugur sebagai pahlawan pada 26 September 1946.

Nama lengkapnya Raden Rahmat Husein Sastranegara. Ia merupakan anak ke delapan dari 14 bersaudara.

Ayanya adalah Raden Demang Ishak Sastranegara, seorang menak Tatar Sunda yang pernah menjadi Wedana Ujungberung,dan Pj Bupati Tasikmalaya selama 17 bulan. Sebelum menjabat Pj Bupati Tasikmalaya, Rd Ishak Sastranegara merupakan Patih Tasikmalaya.

Ayah Husein merupakan putera satu-satunya Rd. Askad Sastranegara, Onder Collecteur Pensiun Sumedang. Sedangkan ibunya Rd Katjh Lasminngroem merupakan menak Cicalengka. Ayahnya adalah Rd. Wiranata, Onder Collecteur Pensiun Cicalengka.

Ayah dan ibu Husein menikah di Kadungora Garut pada tanggal 16 Oktober 1907.

Husein merupakan anak menak yang cerdas. Ketika mendaftar menjadi penerbang, ia sedang kuliah di ITB, dulu namanya Technische Hoogeschool te Bandoeng.

Baca Juga: Mengenal Guru Besar Unpad Prof. Susi Dwi Harijanti, Satu dari 16 Dosen yang Mengadukan Anwar Usman ke MKMK RI

Ketika itu Perang Dunia II meletus. Belanda yang ingin menambah penerbang tempur, memberikan kesempatan kepada para pemuda bumiputra untuk berkarier di bidang itu. Husein yang tertarik menjadi penerbang tempur, meninggalkan bangku kuliahnya dan mendaftar di Militaire Luchtvaart School di Kalijati, Subang.

Tahun 1940, Husein menamatkan pendidikannya sebagai penerbang.

Berkarier Jadi Polisi

Tahun 1941, Husein pindah menjadi seorang polisi. Ia sempat ditugaskan di Sukabumi. Kemudian menjelang kemerdekaan RI, Jepang memindahkan Husein menjadi Kapolsek Sukanaragar Cianjur.

Kembali jadi penerbang

Menyerahnya pasukan Jepang kepada Sekutu dan disusul dengan pergolakan revolusi fisik, membuat Husein berkesempatan kembali menjadi penerbang tempur.

Tahun 1945, Husein dipanggil oleh Suryadi Suryadarma (KSAU) yang waktu itu sebagai pimpinan BKR Penerbangan. Husein ditugaskan KSAU untuk mengurus Lapangan Udara Andir (sekarang Lanud Husein Sastranegara) yang baru saja berhasil direbut para pejuang RI.

Sayangnya, seluruh pejuang RI saat itu harus hijrah ke Yogyakarta, termasuk Husein.

Baca Juga: Daftar 16 Guru Besar dan Dosen yang Mengadukan Anwar Usman ke MKMK RI, Lengkap dengan Asal Universitasnya

Namun di Yogyakarta Husein berkesempatan mengikuti pendidikan Sekolah Penerbangan Lanjutan. Setelah lulus ia diangkat sebagai instruktur di sekolah penerbangan tersebut merangkap sebagai perwira operasi AURI.

Gugur saat test flight

Husein Sastranegara gugur saat melakukan test fligt untuk pesawat yang akan mengangkut Perdana Menteri Sutan Sjahrir menuju Malang.

Waktu itu tanggal 26 September 1946, Husein mendapatkan tugas melakukan test fight (uji terbang) pesawat Cukiu, pesawat rongsokan peninggalan tentara Jepang.

Pesawat Cukiu yang diterbangkan Husen mengalami kerusakan mesin hingga jatuh terbakar di atas Gowongan Lor Yogyakarta sekaligus menewaskan Husein bersama juru teknik Rukidi.

Husein meninggalkan seorang istri Ny. Koriyati Mangkuratmaja dengan tiga putera yang masih balita.

Sebagai penghargaan negara atas jasa-jasa Husein, pangkatnya dinaikan dari Mayor Udara menjadi (Anumerta) Komodor Udara sederajat Kolonel Udara sekarang.

Namanya pun diabadikan menjadi nama Bandara di Bandung sehingga Bandara Andir diubah menjadi Bandara Husein Sastranegera berdasarkan Keputusan Kasau No. 76 Tahun 1952.

Itulah Husein Sastranegara, putra menak Priangan yang namanya diabadikan menjadai Bandara.***

Editor: Lana Filana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah