Kelurahan Kebon Jayanti Terkenal karena Inovasi Pengelolaan Sampah dan Kerajinan Keramik

4 Juni 2024, 21:08 WIB
Inovasi dalam pengelolaan sampah dan potensi kerajinan keramik membuat Kelurahan Kebon Jayanti yang terletak di Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung semakin dikenal. /bandung.go.id/

HaiBandung - Inovasi dalam pengelolaan sampah dan potensi kerajinan keramik membuat Kelurahan Kebon Jayanti yang terletak di Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung semakin dikenal.

Inovasi dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung dengan program inovatif Gerakan Peduli Sampah (Gelisah). Sementara untuk kerajinan keramik memang telah ada sejak 1950.

Lurah Kebon Jayanti, Wiwin Haryani menyampaikan selain inovasi dalam pengelolaan sampah, Kelurahan Kebon Jayanti juga dikenal dengan potensi kerajinan keramiknya.

Baca Juga: Taspen Salurkan Gaji ke 13 Pensiunan Langsung ke Rekening Penerima

Dengan luas wilayah 27 hektar dan populasi padat mencapai 13.500 jiwa, Kebon Jayanti terbagi menjadi 14 RW dan 89 RT.

Wiwin mebgatakan mayoritas penduduk Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong menggantungkan hidup dari berdagang atau berwirausaha.

Akan tetapi, katanya, sampah sempat menjadi masalah pelik di wilayah ini.

Baca Juga: Duduk Perkara Suami BCL Dilaporkan Mantan Istri ke Polisi

“Namun, berkat program inovatif Gerakan Peduli Sampah (Gelisah), isu tersebut berhasil diatasi dengan baik,” ungkap Wiwin di Kantor Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Senin, 3 Juni 2024.

Keresahan warga

Wiwin menjelaskan, program Gelisah muncul dari keresahan warga mengenai pengelolaan sampah.

“Program ini mengajarkan warga untuk memilah sampah menjadi organik dan anorganik,” katanya.

Baca Juga: Joe Biden Minta Qatar Bujuk Hamas agar Terima Proposal Baru Gencatan Senjata

Sampah organik, menurut Wiwin, terutama sampah dapur, dikumpulkan oleh tim Gelisah dan diolah melalui program maggotisasi.

Di sisi lain, sampah anorganik dikumpulkan oleh tim Gober melalui Koleksi Gober Cerdas dan diubah menjadi kerajinan atau hiasan yang memiliki nilai ekonomi.

Menurutnya, program tersebut sejalan dengan arahan dari pemerintah kota melalui program "Kang Empos dan Maggotisasi".

Baca Juga: DPR RI Setujui Calvin Ronald Verdonk dan Jens Raven Dinaturalisasi, Tinggal Pengambilan Sumpah

“Sosialisasi mengenai program ini dilakukan secara road show ke setiap RW, memastikan seluruh warga terlibat dan paham mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik,” jelasnya.

Wiwin juga menyampaikan, selain inovasi dalam pengelolaan sampah, Kelurahan Kebon Jayanti juga dikenal dengan potensi kerajinan keramiknya.

“Kerajinan keramik Kebon Jayanti telah ada sejak tahun 1950 dan menjadi satu-satunya pengrajin keramik yang masih bertahan di Kota Bandung,” ucapnya dengan bangga.

Baca Juga: Kemenag Gelar Sidang Isbat Awal Zulhijjah 1445 Jumat (7/6), Berikut Daftar 11 Tempat Pemantauan Hilal di Jawa

Turun temurun

Para pengrajin keramik Kebon Jayanti menjual hasil karya mereka hingga ke sejumlah daerah, mempertahankan tradisi ini secara turun temurun.

“Kerajinan keramik ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Kebon Jayanti dan menambah identitas positif kelurahan ini,” ungkapnya.

Di samping inovasi dan potensi ekonomi, Kebon Jayanti juga meraih berbagai prestasi, termasuk sebagai Kelurahan Bersih Narkoba, Kampung Moderasi Beragama, dan Kelurahan Desa Siap Siaga Anti Teroris.

Baca Juga: Hari Raya Idul Adha 1445 Kapan Tiba? Berikut Keputusan Pemerintah, Muhammadiyah dan Persis

Prestasi ini menunjukkan komitmen kelurahan dalam menjaga keamanan dan kerukunan sosial.

Melalui kombinasi inovasi pengelolaan sampah dan kekayaan tradisi kerajinan keramik, Kelurahan Kebon Jayanti terus berkembang menjadi contoh kelurahan yang berhasil mengelola potensi lokal untuk kesejahteraan warganya.***

Editor: Dudih Yudiswara

Sumber: bandung.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler