Benarkah Socrates Menentang Demokrasi dan Pemilu?

- 23 Februari 2024, 13:25 WIB
Ilustrasi - Pada zaman Yunani kuno, Socrates, Plato dan Aristoteles mengkritisi kelemahan konsep demokrasi dalam Pemilu.
Ilustrasi - Pada zaman Yunani kuno, Socrates, Plato dan Aristoteles mengkritisi kelemahan konsep demokrasi dalam Pemilu. /YouTube Andhianzy/

HaiBandung - Demokrasi, sebuah konsep yang telah melalui perjalanan panjang sepanjang sejarah manusia, memiliki akarnya di kota-kota Yunani kuno seperti Athena. Pada masa itu, demokrasi muncul dalam bentuk langsung di mana rakyat secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan politik. Namun, seperti yang diungkapkan filsuf-filsuf seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles, kelemahan juga muncul dalam sistem ini.

Pada abad ke-5 dan ke-4 SM, demokrasi di Athena mengalami tantangan dan perubahan, termasuk periode oligarki dan pengaruh Makedonia. Namun, idealisme demokrasi terus bertahan dan mempengaruhi perkembangan sistem pemerintahan di seluruh dunia.

Pengaruh Filsuf Yunani terhadap Konsep Demokrasi

Dirangkum haibandung.com dari YouTube Ardhianzy, Jumat 23 Februari 2024, filsuf-filsuf Yunani seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles memberikan pemahaman tentang kelemahan dan potensi demokrasi.

Baca Juga: Mahfud Md Sebut Hak Angket di DPR Sesuai Aturan untuk Pemerintah, Dugaan Kecurangan Pilpres 2024 Urusan Partai

Mereka mengingatkan, kekuasaan mayoritas dalam demokrasi harus dibatasi untuk mencegah tirani mayoritas atau demagogi.

Konsep tentang filosofher King, meskipun terlalu idealis bagi Aristoteles, masih memberikan inspirasi dalam mencari pemimpin yang bijaksana dan berkomitmen pada kebaikan bersama.

Tantangan dan Perkembangan Demokrasi Modern

Perkembangan demokrasi modern diilhami oleh revolusi dan gerakan hak asasi manusia, seperti Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis. Konsep hak asasi manusia, kebebasan, dan kesetaraan menjadi pilar dalam pembentukan negara-negara demokratis pada abad ke-18 dan ke-19.

Demagogi dan Tantangan Terkini

Namun, tantangan baru muncul dalam bentuk demagogi dan manipulasi emosi massa oleh aktor politik.

Baca Juga: Prabowo Subianto Sudah Mendapatkan Ucapan Selamat dari 17 Kepala Negara, Berikut Daftarnya

Halaman:

Editor: Rakhmat Margajaya

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah