Network
HaiBandung - Israel telah menuduh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) "sepenuhnya disusupi" Hamas. Karena itu pihaknya mendesak agar organisasi tersebut digantikan badan bantuan lain.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan hal ini dalam pertemuan dengan duta besar PBB di Yerusalem pada hari Rabu, sebagaimana diumumkan Kantor Perdana Menteri Israel.
Israel menyatakan 12 anggota staf UNRWA langsung terlibat dalam serangan 7 Oktober, di mana teroris Hamas menyerbu Israel, menyebabkan kematian 1.200 orang dan penyanderaan 253 individu.
Menurut laporan Israel yang disampaikan kepada PBB, tujuh dari staf UNRWA yang terlibat adalah guru, dua merupakan konsultan pendidikan, dan sisanya adalah staf administratif organisasi tersebut.
Baca Juga: Tembus Pasar Ekspor, Penjual Sepatu Asal Bogor Diberi Penghargaan dari Shopee Super Awards 2023
UNRWA menekankan perlunya penyelidikan independen terhadap tuduhan Israel mengenai keterlibatan 12 anggota staf dalam serangan 7 Oktober oleh Hamas. Organisasi tersebut menyatakan tuduhan semacam ini memerlukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui kebenarannya.
Dalam pernyataan resmi dari Kantor Pers Pemerintah Israel, Netanyahu menyatakan penyesalannya.
"Saya mengatakan ini dengan sangat menyesal karena kami berharap akan ada badan yang obyektif dan konstruktif untuk menawarkan bantuan. Kami membutuhkan badan seperti itu saat ini di Gaza, tetapi UNRWA bukanlah badan tersebut,” katanya.
Dokumen yang disiapkan Israel mengungkapkan selama insiden 7 Oktober, seorang guru UNRWA dituduh bersenjatakan rudal anti-tank, sementara guru lain diduga memfilmkan seorang sandera pada tanggal tersebut.
