HaiBandung - Gaza terus mengalami krisis air yang semakin memburuk akibat serangan Israel yang terus berlanjut.
Warga Palestina, terutama di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, menghadapi kesulitan mendapatkan air bersih. Truk tangki air dengan kapasitas terbatas tidak dapat memenuhi kebutuhan ratusan warga, dan saluran air yang dihancurkan tentara Israel menjadi satu-satunya sumber bagi sebagian orang.
Warga Gaza Minum Air Kotor
Dampaknya sangat terasa, seperti yang diungkapkan Karam Abu Nada, seorang warga Palestina, bahwa mereka terpaksa menggunakan air tercemar untuk mencuci, membersihkan, dan memasak.
Warga Gaza harus menjatah konsumsi air karena keterbatasan pasokan, meminimalkan penggunaan air untuk mandi dan kebutuhan harian lainnya.
Krisis air ini menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama pada anak-anak. Anak-anak Gaza mengalami penyakit usus dan kulit karena terpaksa menggunakan air yang terkontaminasi.
Raed Radwan, warga Palestina berusia 50 tahun, mengungkapkan keluarganya terus menghadapi krisis air, memaksa mereka untuk mengurangi konsumsi dan mengalami berbagai penyakit.
Pengungsi seperti Yusuf Hamad melaporkan kondisi kesehatan yang memburuk di pusat penampungan, di mana kekurangan air menyebabkan penyebaran penyakit pencernaan dan kulit, terutama pada anak-anak. Dalam situasi ini, kritik terhadap sikap diam dunia terhadap penderitaan Palestina semakin intens.
Bantuan Internasional
Situasi Gaza semakin rumit setelah serangan Hamas pada Oktober 2023. Israel telah memutus pasokan air, makanan, obat-obatan, listrik, dan bahan bakar, memperparah krisis kemanusiaan. Fasilitas desalinasi dan jaringan pembuangan limbah terganggu karena kekurangan bahan bakar dan listrik, meningkatkan risiko penyebaran penyakit.
Editor: Rakhmat Margajaya
Sumber: ANTARA