Berdamailah, Bermusuhan Itu Bahaya bagi Jantung

- 9 Juni 2024, 09:30 WIB
Ilustrasi - Bermusuhan merusak kesehatan jantung.
Ilustrasi - Bermusuhan merusak kesehatan jantung. /pixabay.com/

HaiBandung - Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan University of Tennessee menemukan bahwa orang yang menunjukkan kepribadian bermusuhan dan sarkastik berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi jantung. Studi ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana karakter seseorang dapat memengaruhi kesehatan jantung melalui mekanisme perilaku dan psikologis.

Penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat dengan melibatkan 2.321 penyintas serangan jantung. Semua partisipan menjalani tes kepribadian sebelum dipantau selama 24 bulan berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami hubungan antara karakteristik kepribadian dan risiko serangan jantung berulang.

Setelah dua tahun observasi, para peneliti menemukan bahwa partisipan yang cenderung memusuhi orang lain lebih mungkin menderita serangan jantung berulang. Kepribadian bermusuhan ini termasuk sifat sarkasme, sinisme, kebencian, ketidaksabaran, dan mudah tersinggung. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang-orang dengan kepribadian seperti ini cenderung tidak menjaga kesejahteraan mereka sendiri. Mereka lebih mungkin merokok, minum alkohol, dan memiliki pola makan yang buruk.

Menurut European Journal of Cardiovascular Nursing, para peneliti menyimpulkan bahwa karakter seseorang dapat memengaruhi kesehatan jantung melalui mekanisme perilaku dan psikologis. Asisten Profesor di Fakultas Keperawatan Universitas Tennessee, Tracey Vitori, menyatakan bahwa orang yang bermusuhan memiliki peningkatan waktu pembekuan darah, tingkat adrenalin yang lebih tinggi, tingkat kolesterol dan trigliserida yang abnormal, serta reaktivitas jantung yang meningkat. Vitori juga menekankan bahwa perilaku bermusuhan bukan hanya kejadian satu kali, tetapi merupakan cara seseorang berinteraksi dengan orang lain secara konsisten.

Baca Juga: Kunci Jawaban Game Words of Wonders (WOW) Teka-teki Harian Tanggal 9 Juni 2024

Mengendalikan Kebiasaan Gaya Hidup

Mengendalikan kebiasaan gaya hidup telah diketahui dapat meningkatkan prospek pasien serangan jantung. Penelitian ini menunjukkan bahwa mengurangi perilaku bermusuhan juga dapat menjadi langkah positif dalam meningkatkan kesehatan jantung. Para ahli menemukan bahwa individu dengan pandangan hidup yang lebih positif lebih mungkin untuk berolahraga, lebih sedikit minum alkohol, dan tidak merokok. Hal ini sejalan dengan temuan Jeff C. Huffman, Associate Professor Psikiatri di Harvard Medical School, yang mengemukakan bahwa menjadi bahagia dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan jantung. Emosi positif dikaitkan dengan tingkat kortisol yang lebih rendah dan respons stres yang lebih baik, yang semuanya berkontribusi pada kesehatan jantung yang lebih baik.

Alhasil, penelitian ini menegaskan pentingnya mempertimbangkan aspek psikologis dan perilaku dalam menjaga kesehatan jantung. Memiliki kepribadian yang lebih positif dan mengendalikan kebiasaan gaya hidup tidak hanya meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, tetapi juga dapat mengurangi risiko komplikasi jantung. Oleh karena itu, mengelola stres dan memelihara hubungan interpersonal yang baik dapat menjadi kunci untuk menjaga kesehatan jantung yang optimal. ***

Editor: Rakhmat Margajaya

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah