Beli LPG 3 Kilogram Mulai 1 Juni 2024 Wajib Menggunakan KTP

28 Mei 2024, 19:54 WIB
Tangkapan layar Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII sebagaimana yang dipantau melalui kanal YouTube TVR Parlemen dari Jakarta, Selasa (28/5/2024). /antaranews.com/

HaiBandung - PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga mewajibkan mulai 1 Juni 2024 untuk pembelian LPG 3 kilogram menggunakan KTP.

Pembelian untuk LPG 3 kilogram mulai 1 Juni 2024 diwajibkan menggunakan KTP untuk memastikan pemberian subsidi yang tepat sasaran.

“Kami laporkan bahwa per 1 Juni 2024, pembelian LPG 3 kilogram, akan dipersyaratkan untuk menggunakan KTP,” ujar Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII di Jakarta, Selasa 28 Mei 2024.

Baca Juga: Menteri PUPR Basuki Jelaskan Tarif Tol Nirsentuh Nirhenti

Riva mengatakan seluruh agen distribusi telah melakukan pendataan terhadap konsumen yang melakukan pembelian LPG 3 kilogram dan mencatat dalam aplikasi atau sebuah sistem yang disebut Merchant Application atau MAP.

Sebanyak 253.365 pangkalan aktif menyalurkan LPG 3 kilogram pada April 2024. Dari keseluruhan pangkalan tersebut, sebesar 98,8 persen telah melakukan pencatatan minimal satu kali pada Maret 2024.

“Update data ini adalah update data per 30 April 2024 dan ini masih bergerak di dalam penyelesaian untuk pencatatan setiap transaksinya,” kata Riva.

Baca Juga: Indonesia Desak OKI dan Negara-negara Eropa Mendorong Gencatan Senjata di Jalur Gaza

Sudah pencatatan

Sebanyak 221.615 pangkalan atau 88 persen pangkalan, kata dia, telah melakukan pencatatan transaksi sebesar 100 persen realisasi penyaluran pada Maret 2024.

“Secara juta tabung, itu sampai 30 April, 98 persen transaksi itu sudah dicatatkan ke dalam merchant application,” ujarnya.⁰

Dampak daripada pencatatan ini, lanjut Riva, sudah ada 41,8 juta NIK yang mendaftar di subsidi tepat LPG, di mana 85,9 persen pendaftarnya, atau sekitar 35,9 juta NIK berasal dari sektor rumah tangga.

Baca Juga: PSSI Perketat Pengamanan Hotel Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia

Lebih lanjut terdapat sektor usaha mikro sebanyak 5,8 juta NIK; diikuti pengecer sebanyak 70,3 ribu NIK; nelayan sasaran sebanyak 29,6 ribu NIK; dan petani sasaran sebanyak 12,8 ribu NIK.

Riva menjelaskan bahwa jumlah konsumen rumah tangga dan usaha mikro yang melakukan transaksi masih terus bertambah selama periode Januari-April 2024.

“Untuk sektor petani sasaran dan nelayan sasaran, itu cukup stagnan,” kata Riva.***

Baca Juga: Harga Emas Antam Rp 1,333 Juta per Gram, Naik Rp 6.000 per Gram

Editor: Dudih Yudiswara

Tags

Terkini

Terpopuler