Network
Meskipun awalnya warga cukup bingung ke mana mereka harus membuang sampah, namun peristiwa ini juga menjadi titik balik dalam pengelolaan sampah di RW 02 Desa Wanakerta.
Mereka memulai inisiatif untuk mengelola sampah-sampah dengan lebih efektif dan berhasil guna. Salah seorang tokoh masyarakat setempat, bernama Rismanto, yang kebetulan menjabat sebagai Ketua RW 02 akhirnya membangun Rumah Sampah Salarea.
Baca Juga: Menag Yaqut: Paus Fransiskus akan Berkunjung ke Indonesia 3 September
Dengan Rumah Sampah Salarea, sampah yang dihasilkan oleh warga setempat ditarik oleh petugas khusus sesuai jadwal yang telah ditentukan. Untuk menggaji petugas, warga dikenakan iuran setiap bulannya.
Ternyata kesadaran warga RW 02 Desa Wanakerta akan pengelolaan sampah sangat besar. Mereka tak sulit mengeluarkan iuran asalkan mereka mudah dalam membuang sampah.
Di Rumah Sampah Salarea milik warga RW 02 Desa Wanakerta, sampah dari warga disortir sesuai jenisnya, yaitu:
1. Sampah Organik, seperti sampah bekas makanan, sayuran, buah buahan dan lain sejenisnya diolah menjadi kompos.
2. Sampah Non Organik, yang bisa didaur ulang, seperti aqua gelas, botol botol bekas minuman, kertas, kaleng, logam dikumpulkan untuk dijual ke Bank Sampah.
3. Sampah non Ekonomis, seperti sampah yang tidak bisa didaur ulang di antaranya plastik bekas kemasan makanan (sampo, kopi, mie instan, pembalut, pampers, dll) dibakar melalui tungku pembakaran yang menggunakan kompor tenaga uap berbahan bakar oli bekas.
