Menurut Lili, mayoritas anak-anak yang ikut geng itu merupakan pelajar SMP dan diketuai oleh seorang perempuan. Bahkan, ada anak SD yang ikut-ikutan ke geng tersebut.
Lili menambahkan, Cagar sangat meresahkan masyarakat, bahkan mereka kerap berlaku tidak sopan dan tidak beretika kepada masyarakat setempat.
"Jadi kalau ada ketua RW yang membubarkan mereka, malah mereka melawan. Pernah ada Ketua RW nya itu didatangi oleh geng yang anggotanya itu lebih dewasa. Mungkin geng Cagar itu dibekingi geng lainnya," kata Lili.
Lili menyayangkan sikap orangtua yang membiarkan anak-anaknya menjadi bagian geng tersebut dan membiarkan anak-anaknya keluyuran di malam hari.
"Ini mirisnya kelompok itu beradu gengsi, kalau ada anak bukan kelompoknya itu dipukuli, atau mereka dicegat di sekolahnya," katanya.
Untuk itu, Lili pun meminta Pemerintah Kota Bandung untuk memasang kamera pengawas atau CCTV di setiap RW guna mengawasi pergerakan geng-geng pemuda yang berpotensi menjamur di Kota Bandung.
"Kalau setiap RW ada CCTV kan kedeteksi, kalau mereka melakukan tindakan kriminal larinya ke RW lain kan itu terdeteksi. Saya minta CCTV bukan untuk RW saya saja, tapi seluruh Kota Bandung," kata Lili.***