78 Orang Tewas Akibat Berdesakan dalam Pembagian Bantuan di Yaman

- 21 April 2023, 04:30 WIB
Alas kaki dan barang-barang lain tergeletak di tanah setelah insiden desak-desakan di Sanaa, Yaman, 19 April 2023, dalam gambar yang diambil dari video ini.
Alas kaki dan barang-barang lain tergeletak di tanah setelah insiden desak-desakan di Sanaa, Yaman, 19 April 2023, dalam gambar yang diambil dari video ini. /

HaiBandung - Pembagian bantuan di sebuah sekolah di Ibukota Yaman, Sanaa menelan  banyak korban meninggal dunia.

Sedikitmya 78 orang tewas akibat berdesak di Ibukota Yaman, Sanaa, saat ratusan orang berkumpul untuk menerima bantuan, menurut saksi mata dan media Houthi pada Kamis.

Sejumlah orang terluka, 13 orang di antaranya dalam kondisi kritis akibat berdesakan saat pemberian bantuan di Sanaa Yaman, menurut laporan stasiun TV Al Masirah yang mengutip direktur kesehatan di Sanaa.

Baca Juga: ‪Jadwal Sholat Kota Bandung Hari Ini Jumat 21 April 2023, Inilah Waktu Selengkapnya‬

Insiden itu terjadi saat pembagian sumbangan dari para pedagang pada hari terakhir Ramadhan, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Yaman yang dikuasai kelompok Houthi lewat pernyataan.

Ratusan orang berkerumun di sekolah untuk menerima bantuan senilai 5.000 riyal Yaman (sekitar Rp 300.000) per orang, kata saksi mata yang membantu upaya penyelamatan kepada Reuters.

Video yang diunggah stasiun TV Houthi di Telegram menunjukkan kerumunan orang, beberapa di antaranya berteriak dan mengulurkan tangan meminta pertolongan.

Baca Juga: Daniel Condronimpuno WNI yang Ditahan di AS, Didakwa Lakukan 6 Kejahatan, Ini Penjelasan Kejaksaan Santa Clara

Lewat pernyataan terpisah, Kemdagri Yaman mengatakan dua pedagang yang bertanggung jawab atas acara tersebut ditahan dan penyelidikan masih dilakukan.

Yaman dilanda perang saudara selama delapan tahun yang telah menewaskan ratusan ribu orang, menghancurkan ekonomi dan menyebabkan jutaan orang kelaparan.

Koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015 setelah Houthi melengserkan pemerintah dari Ibukota Sanaa pada 2014.

Baca Juga: Heboh, Spanduk Pasangan Capres Cawapres Anies Baswedan- Listyo Sigit Prabowo Bertebaran di Jakarta

Konflik tersebut dianggap banyak kalangan sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.

Ketua komite revolusioner Houthi, Mohamed Ali al-Houthi, mengatakan insiden tersebut adalah buah dari warga Yaman yang menderita "krisis kemanusiaan terparah di dunia" setelah delapan tahun perang.

"Kami menganggap negara-negara agresi bertanggung jawab atas apa yang terjadi dan kenyataan pahit yang dialami warga Yaman akibat agresi dan blokade," cuitnya di Twitter.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H Jatuh pada Sabtu 22 April 2023, Menag Yaqut Jelaskan Alasannya

Riyadh dan Teheran pada Maret bersepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik yang putus pada 2016.

Pertukaran tahanan pada April 2023 meningkatkan harapan bagi penyelesaian konflik tersebut.

Perunding Houthi mengatakan pembicaraan damai dengan Arab Saudi baru-baru ini memperlihatkan kemajuan dan pembahasan lebih dalam akan digelar untuk menyamakan perbedaan pendapat yang tersisa.***

Baca Juga: Korban Penganiayaan hingga Kejang-kejang di Video Viral Ternyata Warga Tasikmalaya, Pelaku Masih Berkeliaran

Editor: Dudih Yudiswara

Sumber: antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x