Derita Para Mahasiswa Elektro Korban TPPO ke Jerman, di Tempat Magang Malah Dijadikan Kuli Panggul

- 28 Maret 2024, 11:20 WIB
Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro memberikan keterangan terkait kasus TPPO ke Jerman yang mengorbankan ribuan mahasiswa
Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro memberikan keterangan terkait kasus TPPO ke Jerman yang mengorbankan ribuan mahasiswa /PMJ News/

HaiBandung - Mahasiswa Indonesia korban TPPO (tindak pidana perdagangan orang) ke Jerman dengan modus program Ferienjob berjumlah sekitar 1.047 orang.

Terungkap, mahasiswa korban TPPPO ke Jerman sebanyak itu melibatkan 33 peguruan tinggi. Kemudian ada salah seorang guru besar sebuah perguruan tinggi di Sumatera yang diduga juga terlibat.

Terkait kasus mahasiswa korban TPPO ke Jerman ini, Kemdikbudristek sedang mempertimbangkan adanya sanksi terhadap 33 perguruan tinggi tersebut.

Sementara itu, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri pun terus melakukan pendalaman terjadap kasus TPPO yang mengorbankan ribuan mahasiswa ini.

Pihak Dittipidum juga mengungkap, beberapa mahasiswa korban TPPO ke Jerman ternyata dipekerjakan secara ilegal. Bahkan ada mahasiswa yang dipekerjakan sebagai kuli panggul.

Baca Juga: 33 Perguruan Tinggi yang Terlibat TPPO Modus Magang di Jerman akan Diberi Sanksi

Sebagaimana kuli panggul, mahasiswa tersebut disuruh angkat-angkat barang dari satu tempat ke tempat lainnya.

"Yang kita dapatkan keterangan. Mereka sebagai tukang angkat-angkat bahasanya di Indonesia sebagai kuli," ujar Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro dikutip dari PMJ News Kamis, 28 Maret 2024.

Djuhandhani menambahkan, korban TPPO ke Jerman tersebut di antaranya para mahasiswa elektro sebuah perguruan tinggi.

Baca Juga: Pemprov DKI Buka Pendaftaran Mudik Gratis Lebaran 2024 Gelombang II, Ada 19 Kota Tujuan, Ini Persyaratannya

Intinya, keberadaan mahasiswa elektro asal Indonesia di Jerman ini tidak ditempatkan sebagaimana mestinya, apalagi disesuaikan dengan jurusannya. Mereka malah bekerja sebagai tukang angkat barang, atau kuli.

"Kita hubungkan dari proses penyidikan yang kita dapatkan, mereka itu adalah mahasiswa elektro, tapi di sana dipekerjakan sebagai tukang angkat, tukang panggul gitu," tutur Djuhandhani.

Fakta lain yang terungkap adalah soal gaji. Awalnya para mahasiswa yang berangkat ke Jerman dalam program magang tersbu dijanjikan dapat gaji sekitar Rp30 juta.

Namun ternyata jumlah uang tersebut masih pendapatan kotor.

Baca Juga: 5 Kendaraan Tabrakan Beruntun di Gerbang Tol Halim, Mobil Sumedang Terpental Hingga Masuk Jalur Lain

"Gajinya mereka menerima sekitar Rp30 juta, tapi itu ada pemotongan penginapan dan sebagainya termasuk biaya-biaya kehidupan sehari-hari yang cost-nya di Jerman cukup tinggi," terangnya.

Dengan demikian, lanjut Djuhandhani, rata-rata mahasiswa yang berangkat ke Jerman ini malah rugi membayar talangan.

"Bahkan sampai saat ini banyak yang masih bayar talangan yang oleh universitas tawarkan mereka ke Jerman, tidak mendapat untung tapi malah nyiapkan utang di Indonesia," jelasnya.***

Editor: Lana Filana

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x