Terapi Cahaya Merah, Inovasi Baru dalam Pengobatan Diabetes

- 27 Februari 2024, 17:30 WIB
Ilustrasi - Penurunan kadar gula darah dengan cahaya merah.
Ilustrasi - Penurunan kadar gula darah dengan cahaya merah. /pixabay.com/

HaiBandung - Sebuah terobosan menjanjikan dalam pengobatan diabetes telah muncul melalui sebuah studi terbaru yang mengungkap potensi terapi cahaya merah sebagai alternatif pengobatan bebas obat. Peneliti menemukan bahwa satu sesi terapi cahaya merah selama 15 menit menghasilkan penurunan signifikan dalam tingkat gula darah.

Menurut laporan dari Medical Daily, terapi menggunakan cahaya merah dengan panjang gelombang rendah telah dikenal efektif dalam mengatasi masalah kulit seperti keriput, jerawat, dan bekas luka. Namun, peneliti kini mulai mengeksplorasi potensinya dalam pengobatan kondisi medis lain di luar bidang dermatologi.

Dalam studi yang diterbitkan di Jurnal Biophotonics, peneliti menemukan paparan cahaya merah dengan panjang gelombang 670 nanometer merangsang produksi energi di dalam mitokondria, yaitu pembangkit energi sel. Ini dapat menyebabkan peningkatan konsumsi glukosa, yang pada gilirannya dapat membantu mengatur kadar gula darah.

Baca Juga: Kepesertaan BPJS Kesehatan Jadi Syarat Permohonan SKCK di 6 Polda, Berlaku Mulai 1 Maret 2024

Studi ini melibatkan 30 peserta sehat yang tidak memiliki kondisi metabolik atau tidak mengonsumsi obat apa pun. Mereka dibagi menjadi dua kelompok secara acak: kelompok terapi cahaya merah dan kelompok plasebo. Hasil analisis menunjukkan terapi cahaya merah menghasilkan penurunan 27,7 persen dalam tingkat glukosa darah setelah mengonsumsi glukosa, serta mengurangi lonjakan glukosa maksimum sebesar 7,5 persen.

Dr. Michael Powner, penulis studi, menyatakan temuan ini memiliki potensi besar dalam pengelolaan diabetes di masa depan. Meskipun penelitian ini dilakukan pada orang sehat, efek pengurangan tingkat gula darah setelah makan menunjukkan kemungkinan pengaruh yang signifikan pada kontrol diabetes.

Selain itu, studi ini juga menggarisbawahi konsekuensi jangka panjang dari paparan cahaya biru bagi kesehatan manusia. Pencahayaan LED yang semakin umum digunakan, dengan proporsi cahaya biru yang tinggi, telah dikaitkan dengan disfungsi regulasi gula darah. Hal ini memperkuat urgensi untuk terus mengeksplorasi terapi cahaya merah sebagai alternatif yang lebih aman dan efektif.

Baca Juga: Heboh Mantan Suami Artis Lakukan Penembakan di Ruko Bali Mester Jakarta Timur

Dengan temuan menarik ini, terapi cahaya merah menjanjikan menjadi pilihan yang menarik dalam pengobatan diabetes, membuka jalan bagi pengembangan lebih lanjut dalam pengelolaan kondisi ini tanpa ketergantungan pada obat-obatan. ***

Editor: Rakhmat Margajaya

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah