Beras Langka dan Mahal Harganya, Ini Penjelasan Bulog

- 13 Februari 2024, 17:15 WIB
Naiknya harga gabah telah menyebabkan beras di Indonesia langka dan mahal harganya.
Naiknya harga gabah telah menyebabkan beras di Indonesia langka dan mahal harganya. /pixabay.com/

HaiBandung - Kelangkaan beras dan mahalnya harga beras di sejumlah ritel modern di Indonesia telah menjadi perhatian serius. Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, mengidentifikasi salah satu penyebab utamanya adalah naiknya harga gabah di sentra produksi.

Di sebagian besar wilayah Indonesia, harga gabah telah mencapai Rp8.000 per kilogram, dengan harga beras premium bahkan mencapai Rp15.000-16.000 per kilogram.

Pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp13.900 per kilogram, sementara harga pembelian pemerintah (HPP) hanya sebesar Rp5.000.

Namun, harga beras di pasar telah melampaui HET yang ditetapkan, mencapai Rp15.000-16.000 per kilogram. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara harga produsen dan harga eceran yang ditetapkan oleh pemerintah.

Baca Juga: Difatwa Sesat MUI Sulawesi Selatan, Kampus Taklim Makrifat Ternyata Sudah Tersebar di Jawa Barat

Bayu juga mengungkapkan data harga gabah dan beras di beberapa sentra produksi, seperti Indramayu, Karawang, Banyumas, Sragen, Ngawi, dan Sidrap Sulawesi Selatan. Harga gabah di semua sentra produksi tersebut telah melampaui Rp7.500 per kilogram. Fenomena ini mengindikasikan kesulitan bagi petani dalam menjaga harga gabah mereka agar tetap menguntungkan.

Terkait kelangkaan beras di ritel modern, program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) juga terpengaruh. Ritel modern enggan menjual beras di bawah HET karena takut merusak reputasi mereka.

Ritel Modern Melanggar HET

Bayu menjelaskan ritel modern yang melanggar HET akan menanggung konsekuensi hukum dan reputasi yang serius, seperti ketidakpercayaan konsumen dan kerugian finansial.

Bayu juga menyoroti dampak dari kelangkaan beras ini pada pasar tradisional, di mana harga beras juga melampaui HET. Meskipun stok beras di pasar tradisional tersedia, harga yang mahal membuatnya sulit dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan.

Halaman:

Editor: Rakhmat Margajaya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah