HaiBandung - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang melakukan penyidikan baru dalam kasus korupsi mantan Wali Kota Bandung Yana Mulyana Cs dari proyek Bandung Smart City.
Penyidik KPK melakukan penyidikan baru sebagai penembangan dari kasus korupsi dalam proyek Bandung.Smart City yang menjerat Yana Mulyana Cs.
Penyidik KPK sedang melakukan penyidikan baru dalam korupsi Yana Mulyana Cs pada proyek Bandung.Smart Citynterungkap dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Bandung, Jumat 10 November 2023.
Baca Juga: Sinopsis Bhagya Lakshmi ANTV Hari Ini, 12 November 2023: Detik-Detik Penangkapan Vikrant
Penyidikan baru kasus korupsi dalam proyek Bandung Smart City didampaikan secara langsung jaksa penuntut umum (JPU) KPK di persidangan.
Ketika itu, majelis hakim meminta diperlihatkan bukti percakapan antara terdakwa Sekdishub Kota Bandung Khairul Rijal dengan anggota DPRD Kota Bandung Riantono.
"Penuntut umum, apakah ada (bukti) percakapan terdakwa dengan saksi (yang bisa diperlihatkan di persidangan)," kata majelis hakim saat memeriksa Riantono.
Baca Juga: Sinopsis Bhagya Lakshmi ANTV Hari Ini, 12 November 2023: Vikrant Melepaskan Bom Asap
"Mohon izin yang mulia, rekaman percakapan ini baru kami dapatkan ketika ada sprindik (surat perintah penyidikan) yang lain," kata JPU KPK Titto Jaelani.
Sedang berjalan
Setelah sidang, JPU KPK Tony Indra mengatakan, penyidikan baru di kasus Yana Mulyana Cs saat ini sedang berjalan.
Ia mengatakan, jika sudah waktunya, penyidik KPK akan segera mengekspos perkara korupsi dalam proyek Bandung Smart City.
Baca Juga: Sinopsis Bhagya Lakshmi ANTV Hari Ini, 12 November 2023: Rishi Temukan Tempat Penculikan Lakshmi
"Nanti akan diekspos secara resmi oleh KPK dalam waktu tidak terlalu lama. Biar semuanya akan terang benderang," katanya.
Seperti diketahui, Yana Mulyana, Dadang Darmawan dan Khairul Rijal telah didakwa menerima suap total senilai Rp 2,86 miliar. Uang suap tersebut berasal dari 3 perusahaan yang menggarap sejumlah proyek di Dishub Kota Bandung.
Perinciannya Sekdishub Kota Bandung Khairul Rijal menerima suap paling besar senilai Rp 2,16 miliar. Sementara Dadang Darmawan dan Yana Mulyana disinyalir menerima suap Rp 300 juta dan Rp 400 juta.
Baca Juga: Sosok Pemilik McDonald's Indonesia, Gercep Sumbang Palestina Rp1,5 Miliar Usai Diisukan Pro Israel
Uang suap pertama berasal dari Benny dan Andreas Guntoro selaku Direktur dan Vertical Manager Solution PT Sarana Mitra Adiguna (SMA). Dari keduanya, Rijal bisa mendapatkan uang Rp 585,4 juta.
Kemudian penerimaan uang kedua berasal dari Direktur Komersial PT Manunggaling Rizki Karyatama Telnics atau PT Marktel, Budi Santika, sebesar Rp 1,388 miliar.
Uang miliaran tersebut diberikan supaya perusahaan ini bisa menggarap 15 paket pekerjaan berupa pemeliharaan flyover, kamera pemantau hingga alat traffic controller di Dishub Kota Bandung senilai Rp 6,296 miliar.
Penerimaan terakhir berasal dari Direktur PT Citra Jelajah Informatika (CIFO) Sony Setiadi senilai Rp 186 juta.
Dalam dakwaannya, Titto mengatakan uang itu mengalir kepada Yana Mulyana Rp 100 juta dan Rp 86 juta untuk keperluan THR staf Dishhub Kota Bandung.
Selain suap, JPU KPK juga mendakwa ketiganya menerima gratifikasi. Adapun rinciannya yaitu, Khairul Rijal menerima uang senilai Rp 429 juta, 85,670 Bath Thailand, SGD 187, RM 2.811, WON 950.000 dan 6.750 Riyal.
Baca Juga: TV Show Shopee 11.11 Big Sale Meriah, JKT48 dan Sederet Artis Top Tanah Air Guncang Panggung
Sementara Dadang Darmawan, didakwa menerima gratifikasi sebesar Rp 475 juta. Yana Mulyana didakwa mendapat gratifikasi Rp 206 juta, SGD 14.520 Yen 645.000 USD 3.000 dan Bath 15.630.
Yana Mulyana didakwa menerima gratifikasi berupa sepasang Sepatu merk Louis Vuitton tipe Cruise Charlie Sneaker.***