Network
HaiBandung - Kapten Timnas U-23 Rizky Ridho Ramadhani menerima bonus dari kampusnya, Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jumat, 17 Mei 2024.
Bonus yang diterima Kapten Timnas U-23 Rizky Ridho berupa berupa uang tunai.
Bonus diberikan karena Rizky Ridho yang merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah prodi Manajemen ikut mengantarkan Timnas U-23 melaju hingga semifinal Piala Asia U-23 2024 di Qatar.
Sebelumnya, Rizky Ridho pun sempat menerima bonus dari Universitas Muhammadiyah ketika menjadi kapten Timnas U-22 pada ajang SEA Games 2023 Kamboja.
Rizky Ridho menyampaikan terima kasih tak terhingga atas dukungan yang diberikan kampus terhadap dirinya.
"Terima kasih selalu disambut dengan hangat dan diberikan kemudahan dalam menempuh pendidikan," ujar Ridho dikutip dari Antara, Jumat, (17/5)
Baca Juga: Kadisdik Jabar Wahyu Mijaya Dilantik Jadi Pj Bupati Cirebon, Berikut Profil dan Biodatanya
Ridho juga meminta maaf belum bisa memberikan yang terbaik, karena belum lolos olimpiade. Ia berharap agar dirinya bisa lulus tepat waktu hingga bisa melanjutkan studinya lagi ke jenjang S2.
Sementara itu, Rektor UM Surabaya Dr dr Sukadiono menyampaikan rasa bangganya kepada Ridho, karena sudah memberikan kesan yang sangat baik.
"Sebagai pimpinan universitas tentu kami sangat bangga atas prestasi yang ditorehkan Mas Ridho. Terima kasih sudah memimpin rekan secara kolektif dan permainan tim yang sangat bagus. Semoga timnas senior bisa lolos, setidaknya bisa mengalahkan Filipina," kata Suko, sapaannya.
Baca Juga: Pemerintah Tunda Pemberlakuan Sertifikasi Halal bagi Produk UMK hingga 2026
Menurutnya, kehadiran Ridho sebagai mahasiswa UM Surabaya menjadi branding dan memiliki dampak yang luar biasa bagi kemajuan universitas.
"Ada tiga pemain timnas yang menjadi kebanggaan persyarikatan Muhammadiyah, yakni Rizky Ridho, Muhammad Ferari dan Fajar Fathur Rahman," ujarnya.
Suko menambahkan di UM Surabaya ada kebijakan tugas akhir untuk atlet, salah satunya tidak harus mengerjakan skripsi.
"Nah, kalau Mas Ridho mungkin bisa membuat buku biografi, menulis cerita perjalanan hidup dari kecil hingga di titik yang sekarang, untuk atlet memang ada program khusus, bahkan tidak harus mengikuti KKN (kuliah kerja nyata) tematik," tuturnya.
