Network
HaiBandung - Filsuf Yunani kuno, Socrates, tidak mengklaim memiliki jawaban mutlak atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan setiap orang kepadanya. Sebaliknya, dia menekankan pentingnya proses berpikir kritis dan refleksi dalam mencapai pemahaman yang benar.
"Aku tidak bisa mengajarkan siapa pun tentang apa pun. Aku hanya bisa membuat mereka berpikir," kata Socrates dikutip haibandung.com dari YouTube Kutipan Quotes.
Dengan demikian, pernyataan Socrates mencerminkan pendekatan filosofis yang menekankan pada pembelajaran yang aktif, di mana setiap orang dipandu untuk menemukan pengetahuan sendiri melalui dialog dan pertanyaan.
Pernyataan Socrates juga menyoroti peran penting seorang guru atau mentor dalam menyediakan lingkungan yang merangsang pikiran. Sebagai pembimbing, tugasnya bukanlah memberikan jawaban langsung, tetapi memicu proses berpikir yang kritis dan reflektif pada muridnya.
Baca Juga: Persib Bandung Bidik Kemenangan di Laga Tandang Lawan Barito Putera di BRI Liga 1 2023 2024
Ini mengubah dinamika klasik guru-murid menjadi kolaborasi intelektual yang membangun, di mana pengetahuan tidak hanya disampaikan, tetapi juga dibangun bersama.
Kemandirian Belajar
Selain itu, Socrates menyoroti pentingnya kemandirian dalam belajar. Dia percaya pengetahuan yang diperoleh melalui refleksi dan dialog lebih bernilai daripada menerima informasi secara pasif.
Dengan mendorong orang untuk berpikir sendiri, Socrates mengajak setiap orang untuk mengasah kemampuan analitis mereka dan mengembangkan pemahaman tentang dunia di sekitar mereka.
Dalam konteks pendidikan modern, pendekatan yang ditekankan Socrates tetap relevan. Pendidik diharapkan untuk menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran, memberikan ruang bagi eksplorasi dan refleksi bagi para siswa mereka.
