Anak-Anak Palestina Hanya Ingin Mati Syahid, Apa Cita-cita Kita? Ini Sentilan UAS

24 November 2023, 09:15 WIB
Ustadz Abdul Somad. /Instagram/

HaiBandung - Ustadz Abdul Somad (UAS) mengulas tentang sebuah survey oleh lembaga internasional yang menyuguhkan gambaran mencengangkan mengenai cita-cita anak-anak Palestina.

Menurut UAS, dalam survey itu, mereka diberikan kertas dan ditanya, "Apa cita-citamu, wahai anak Palestina?" Jawaban mereka sungguh luar biasa, yaitu keinginan untuk mati sebagai syahid.

"Cita-cita anak Palestina yang tertinggi diadakan survey lembaga internasional mereka berikan kertas. Pertanyaannya, apa cita-citamu wahai anak Palestina? Cita-cita mereka adalah ingin mati syahid," kata UAS dikutip Hai Bandung dari TikTok, Jumat 24 November 2023.

UAS menuturkan, sejak 1946 hingga 2023, Palestina telah menjadi panggung konflik panjang dengan kehadiran Israel. Namun, mereka tidak memilih untuk mencari suaka politik di Amerika, Eropa, atau Australia.

Padahal, kata UAS, mereka memiliki jalur darat yang bisa mereka tempuh. Namun, mereka memilih untuk tinggal dan tidak meninggalkan tanah yang diberkahi, sesuai dengan ajaran Al-Qur'an.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Scorpio Hari Ini, Jumat 24 November 2023: Ada Kemungkinan Orang Ketiga Ikut Campur

"Sejak 1946 Israel datang sampai hari ini 2023. Kenapa mereka tidak pergi ke Amerika,  ke Eropa, ke Australia untuk mendapatkan suaka politik. Tak bisakah mereka menempuh jalur darat? Bisa. Kenapa mereka tidak pergi? Mereka ingin mati sebagai syahid,  dan tidak ingin meninggalkan bumi yang diberkahi yang disebutkan dalam All-Qur'an," tutur UAS.q

Mereka tegas mempertahankan identitas dan keyakinan. Keinginan untuk mati sebagai syahid bukan semata-mata hasrat untuk menghindari konflik atau mencari kehidupan yang lebih baik di tempat lain. Ini adalah ekspresi dari cinta dan kesetiaan mereka pada tanah airnya, bahkan dalam menghadapi tantangan berat.

Kita Lebih Layak Dikasihani

Ilustrasi - Rakyat Palestina

Anak-anak Palestina hidup dalam kondisi sulit yang seringkali sulit untuk dimengerti orang luar. Konflik politik dan ketidakpastian ekonomi menciptakan realitas yang sulit, membuat pilihan hidup menjadi terbatas.

Jika kita merasa simpati terhadap situasi mereka, diingatkan UAS bahwa yang sebenarnya perlu dikasihani adalah diri kita sendiri yang bisa jadi belum pernah sungguh-sungguh memperhatikan nilai-nilai agama.

Baca Juga: Dewas Berpendapat Ketua KPK Firli Bahuri Harus Diberhentikan Sementara, Berstatus Tersangka

"Kalau hari ini kita merasa kasihan,  sesungguhnya yang lebih layak dikasihani adalah diri kita yang tidak pernah mementingkan agama Allah," kata UAS.

Hal ini berarti panggilan untuk kita lebih mendalami pemahaman akan keyakinan agama dan menggali makna sejati dari nilai-nilai kemanusiaan.

Meresapi perspektif anak-anak Palestina bukan hanya tentang memahami keinginan mereka untuk syahid, tetapi juga tentang mencari solusi bersama untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi mereka.***

Editor: Rakhmat Margajaya

Sumber: TikTok

Tags

Terkini

Terpopuler