Sedikitnya 350 Tenaga Kesehatan di Jalur Gaza Tewas Sejak 7 Oktober 2023

- 23 April 2024, 19:07 WIB
Ilustrasi - Seorang bocah berduka atas kematian kerabatnya di sebuah rumah sakit di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina.
Ilustrasi - Seorang bocah berduka atas kematian kerabatnya di sebuah rumah sakit di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina. /

HaiBandung - Sedikitnya 350 tenaga kesehatan tewas dan 520 lainnya terluka di Jalur Gaza sejak agresi Israel pada 7 Oktober 2023, demikian menurut Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Kami mengetahui bahwa sekitar 520 tenaga medis terluka, serta 350 tenaga kesehatan lainnya di Jalur Gaza telah tewas," kata Pelapor Khusus PBB untuk hak kesehatan Tlaleng Mofokeng dalam konferensi pers, Senin 22 April 2024.

Ia menyatakan, sekitar 350 tenaga kesehatan yang tewas di Jalur Gaza tersebut tidak termasuk sejumlah remaja Gaza yang berinisiatif membantu tenaga kesehatan di berbagai rumah sakit sejak jumlah korban tewas dan cedera akibat serangan Israel meningkat drastis.

Baca Juga: Jokowi Sebut Putusan MK Membuktikan Pemerintah tidak Bersalah, dalam Pilpres 2024

Hal tersebut, kata dia, adalah karena para remaja tersebut tidak terdaftar secara resmi sebagai tenaga kesehatan.

Selain itu, Mofokeng mengatakan bahwa akibat agresi Israel, infrastruktur dan sistem kesehatan di Jalur Gaza luluh lantak dan hak rakyat Palestina untuk sehat tidak dapat dijamin sama sekali.

"Serangan, penganiayaan, pembunuhan tenaga kesehatan -- termasuk banyak kolega saya sendiri, penghancuran fasilitas kesehatan, dan pemusnahan organisasi penyedia bantuan kemanusiaan terus membubung tinggi hingga pada tingkat yang tak terkira," kata pelapor khusus PBB itu.

Baca Juga: 2 Helikopter Angkatan Laut Malaysia Tabrakan dan Jatuh, 10 Orang Tewas

Balasan

Israel melancarkan agresi ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 sebagai balasan atas serangan Hamas ke teritorinya yang disebut menewaskan 1,200 orang.

Mereka mengeklaim agresi darat tersebut adalah untuk mengalahkan Hamas dan menyelamatkan sandera.

Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas sempat tercapai pada 24 November 2023 atas prakarsa Qatar sebagai mediator.

Baca Juga: RN, Wanita Hamil yang Tewas di Ruko Kelapa Gading Ternyata Dipaksa Aborsi Kekasih Gelap

Hal tersebut memungkinkan dilakukannya pertukaran tahanan dan sandera serta penghantaran bantuan kemanusiaan yang amat dibutuhkan ke Jalur Gaza.

Setelah diperpanjang beberapa kali, gencatan senjata tersebut berakhir pada 1 Desember 2023, dan pertempuran kembali berlanjut.

Sampai saat ini, diyakini lebih dari 100 sandera Israel masih berada di Jalur Gaza.

Baca Juga: Heboh, Akun Media Sosial Mengatasnamakan Kapolres Cimahi Bermunculan, Pembuatnya Ternyata Tahanan di Bengkulu

Sedangkan pada 7 April 2024, babak baru negosiasi antara Israel dan Hamas berlangsung di Kairo, Mesir.

Kesepakatan gencatan senjata yang diajukan saat itu diusulkan terdiri dari tiga fase serta mencakup pertukaran 40 sandera Israel dengan 900 warga Palestina yang ditahan Israel.

Merespons usulan tersebut, Hamas menyatakan akan mengajukan usulan gencatan senjatanya sendiri.***

Baca Juga: Thailand Tersingkir dari Piala Asia U 23 2024, Dikalahkan Tajikistan 0-1

Editor: Dudih Yudiswara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah