Network
HaiBandung - Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Tepi Barat pada hari Rabu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membahas sejumlah masalah penting yang berkaitan dengan nasib Palestina dan perkembangan di Jalur Gaza.
Abbas, melalui kantor berita resmi Palestina, WAFA, menegaskan, perdamaian dan keamanan hanya dapat dicapai melalui penerapan solusi dua negara yang didasarkan pada resolusi-resolusi legitimasi internasional.
Salah satu poin penting dalam diskusi adalah kebutuhan mendesak untuk mempercepat pengiriman pasokan bantuan ke Gaza. Abbas menyoroti pentingnya pengiriman obat-obatan, makanan, air, listrik, dan bahan bakar ke wilayah yang terpencil tersebut. Dia juga menegaskan kembali penolakannya terhadap pemindahan paksa rakyat Palestina, sebuah sikap yang disorot kantor berita Xinhua.
Baca Juga: BUMN Gelar Rekrutmen 2024 dari SMA hingga S2
Peringatan keras juga dilontarkan terkait dengan potensi operasi militer yang dilakukan pasukan Israel di kota Rafah, selatan Jalur Gaza. Abbas menekankan, tindakan semacam itu akan memaksa warga Gaza untuk mengungsi, sedangkan Gaza merupakan bagian integral dari negara Palestina. Dia menegaskan, rencana Israel untuk memisahkan daerah kantong tersebut dari wilayah Palestina tidak akan diterima.
Pengakuan Amerika Serikat
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Abbas juga menggarisbawahi pentingnya pengakuan resmi oleh Amerika Serikat terhadap Negara Palestina.
Dia mendesak dukungan AS terhadap keanggotaan penuh Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Langkah ini dianggap sebagai salah satu upaya penting untuk mengakui hak-hak politik dan kedaulatan Palestina di arena internasional.
Pertemuan antara Abbas dan Blinken menandai upaya terbaru dalam diplomasi Palestina-AS yang terus berlanjut. Sementara tantangan yang dihadapi tetap kompleks, keduanya menegaskan komitmen mereka untuk mencari solusi yang berkelanjutan dan damai bagi konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini. ***
