2 Tahun Berperang dengan Rusia Kini Tentara Ukraina Mengaku Kelelahan

- 28 Januari 2024, 15:09 WIB
Tentara Ukraina bertahan di parit-parit menghadapi serangan Rusia
Tentara Ukraina bertahan di parit-parit menghadapi serangan Rusia /tangkapan layar YouTube Daily Mail/

HaiBandung - Tentara Ukraina mengaku kelelahan setelah berperang selama dua tahun dengan Rusia.

Kelelahan yang menghinggapi tentara Ukraina terungkap lewat seorang anggota Brigade Mekanik ke-41 yang bertahan di parit sebelah timur kota Kupiansk.

Vadim (31), demikian nama tentara Ukraina tersebut, mengatakan, ia dan teman-temannya merasa kelelahan setelah berperang dua tahun dengan Rusia yang hingga kini belum menemukan tanda-tanda akan berakhir.

"Para tentara sudah lelah. Secara mental, fisik, mereka tidak tahan lagi,” ujar Vadim kepada kyivpost.com, Sabtu, 27 Januari 2024.

Baca Juga: Bareskrim Polri Tangkap Wanita Asal Bogor dan Tangerang Terkait TPPO

Kyiv Post menyampaikan, perang parit yang tak henti-hentinya selama hampir dua tahun memang telah mendorong pasukan Ukraina ke ambang kelelahan.

Kota Kupiansk dan wilayah sekitar Kharkiv dibebaskan dari pendudukan Rusia pada September 2022 menyusul serangan kilat dari Ukraina.

Namun sejak musim panas, pasukan Rusia kembali melakukan serangan ke daerah itu.

“Mereka terus-menerus melakukan serangan dan bergerak maju,” kata Vadim.

Tahun pertama, Vadim dan kawan-kawannya bisa mengatasi rasa takut dan lelah. Namun kini kondisinya berbeda.

“Tetapi sekarang, kami lelah. Karena dua tahun berlalu, kami belum melihat titik terang,” katanya.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN, PT MUM Buka Pendaftaran hingga 29 Februari 2024

Pihak Ukraina hingga kini merahasiakan berapa kerugian akibat perang dengan Rusia.

Namun, ungkap Kyiv Post, perkiraan terbaru pihak AS yang diterbitkan pada bulan Agustus oleh New York Times menyebutkan, jumlah korban tewas di pihak Ukraina hampir 70.000 dan jumlah korban luka mencapai 120.000.

Zelensky sendirian hadapi Rusia

Kini Presiden Volodymyr Zelensky pun sendirian dalam perang dengan Rusia.

Pada bulan Desember lalu Zelensky mengusulkan mobilisasi hingga setengah juta orang untuk melawan sekitar 600.000 orang Rusia yang ditempatkan di Ukraina.

Namun pihak parlemen menolak rencana itu. Penolakan ini tentu saja pukulan bagi tentara yang telah lama berjuang di garis depan.

Baca Juga: 12 Pemetik Semangka di Bali Tersambar Petir, 11 Korban Terpental

Tak ada mobilisasi, artinya posisi mereka akan terus berada di parit, sebab tak akan ada tentara baru yang akan menggantikan mereka.

"Saya sudah enam bulan tidak bertemu keluarga," kata Vadim.

Vadim berharap, pemerintah memberikan libur minimal enam bulan untuk beristirahat.

“Kalau mereka memberi kami libur minimal enam bulan, itu lebih baik,” katanya.***

Editor: Lana Filana

Sumber: Kyiev Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x