Network
HaiBandung - Studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Human Behaviour mengungkapkan fase tidur yang nyenyak, atau yang sering disebut sebagai "deep sleep", mampu secara alami mengurangi kecemasan hingga 30%. Penelitian ini dilakukan Matthew Walker, seorang profesor ilmu saraf dan psikologi di University of California, Berkeley, yang meneliti 18 partisipan untuk mengidentifikasi hubungan antara berbagai tahap tidur dengan tingkat kecemasan.
Para ilmuwan membagi tidur menjadi dua kategori besar, yaitu gerak mata cepat (REM) dan tidur non-REM, yang terdiri dari empat tahap. Tahap pertama dan kedua dari tidur non-REM adalah periode tidur ringan di mana tubuh mulai beradaptasi dari bangun ke istirahat. Namun, penelitian menunjukkan pengurangan kecemasan yang signifikan terjadi setelah tidur malam penuh, terutama pada orang yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam tahap tidur yang dalam, gelombang lambat, non-REM.
Menurut National Institutes of Health (NIH), tahap ketiga dari tidur non-REM, atau deep restorative sleep, adalah kunci untuk merasa terisi kembali di pagi hari. Temuan penelitian ini menegaskan bahwa partisipan yang mengalami tidur yang nyenyak mengalami penurunan kecemasan hingga 30%.
Baca Juga: Kunci Jawaban Game Words of Wonders (WOW) Teka-teki Harian Tanggal 28 April 2024
Persiapan untuk Deep Sleep
Untuk mencapai tidur yang nyenyak, beberapa persiapan dapat dilakukan. Matikan lampu atau gunakan penutup mata untuk mengurangi gangguan visual, dan minimalisir suara di sekitar Anda untuk menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Tidur yang mendalam tidak hanya penting untuk istirahat fisik, tetapi juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental kita, dengan mengurangi tingkat kecemasan. Dengan memahami hubungan antara tahap tidur dan kecemasan, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas tidur kita dan kesejahteraan mental secara keseluruhan. ***
