Pada bagian puncak atap gedung, terdapat ornamen enam tusuk sate. Enam tusuk sate ini melambangkan enam juta Gulden yang digunakan untuk membangun gedung ini.
Hal tersebut yang menjadikan masyarakat sampai saat ini menyebut bangunan ini sebagai “Gedung Sate”.
Menurut Pemandu Gedung Sate, Dena Akhirawan, pada ruang di puncak gedung ini, terdapat sebuah alarm yang akan otomatis menyala ketika ada serangan dari musuh.
Dengan bunyi alarm yang besar, alarm mampu menjangkau hingga di luar Kota Bandung. Namun saat ini, alarm hanya dinyalakan sekali dalam setahun selama 10 menit saja. Suaranya hanya terdengar di sekitar gedung. ***