Baru Tahu, Asal-usul Nama Gedung Sate Itu Unik Loh

- 27 Mei 2023, 18:27 WIB
Gedung Sate, Kota Bandung.
Gedung Sate, Kota Bandung. /bandung.go.id/

HaiBandung - Jangankan masyarakat Kota Bandung, warga Jawa Barat pada umumnya tahu Gedung Sate. Bahkan, bisa jadi gedung ini terkenal se-Indonesia dan dunia. 

Walau begitu, belum tentu masyarakat Kota Bandung atau warga Jawa Barat mengenal asal-usul nama Gedung Sate. 

Kenapa sih dinamai Gedung Sate? Begitulah kira-kira pertanyaan masyarakat awam di Kota Bandung dan wilayah lainnya. 

Dikutip Hai Bandung dari Situs Resmi Pemerintah Kota Bandung, ternyata asal-usul nama Gedung Sate itu unik. 

Baca Juga: Viral, Video Mario Dandy Satriyo Menggunakan Kabel Ties Sendiri

Seperti diketahui, Gedung Sate merupakan salah satu bangunan tua yang ikonik di Kota Bandung.

Sejak 1980 hingga kini, bangunan yang beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 22, Kota Bandung, itu difungsikan menjadi Kantor Gubernur Jawa Barat.

Bangunan ini terdapat empat lantai, basement, dan ruang pada puncak gedung. 

Baca Juga: Tamasya Keluarga Saat Libur Sekolah? Ini Daftar Tempat Wisata Terfavorit di Kota Bandung

Dibangun pada tahun 1920-1924, arsitektur bangunan ini dirancang tim yang dipimpin Ir. J. Gerber, Eh. De Roo, dan G. Hendriks, serta Gemeente van Bandoeng yang diketuai V.L. Sloors.

Pembangunan Gedung Sate merupakan bagian dari program pemindahan pusat militer pemerintah Hindia Belanda dari Meester Cornelis ke wilayah Bandung. 

Gedung ini dirancang dalam satu komplek perkantoran untuk instansi pemerintah (Gouvernements Bedrijven/GB).

Baca Juga: Seporsi Hanya Rp10.000, Ini Daftar Bakso di Kota Bandung

Saat itu, Gedung Sate merupakan gedung kantor Department Verkeer en Waterstaat (Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan) dan di sisi timur laut terdapat gedung Hoofdbureau Post Telegraaf en Telefoondienst (Pusat Pos, Telegraf, dan Telepon).

Gedung Sate mempunyai gaya arsitektur hybrid. Perpaduan antara beberapa gaya arsitektur di beberapa bagian. 

Gedung ini menggunakan model Rennaisance Italia, desain jendela mengusung konsep Moor Spanyol, dan bagian atap yang mengadopsi arsitektur Asia seperti pura di Bali. 

Baca Juga: Liga Indonesia 2023 2024 Direncanakan Kembali Bergulir Juli 2023, Disesuaikan Agenda FIFA

Gedung ini juga dipengaruhi ornamen Hindu dan Islam. Penataan bangunan ini berpola simetris, elemen lengkungan yang berulang-ulang, menciptakan ritme yang indah dan unik.

Pada bagian puncak atap gedung, terdapat ornamen enam tusuk sate. Enam tusuk sate ini melambangkan enam juta Gulden yang digunakan untuk membangun gedung ini. 

Hal tersebut yang menjadikan masyarakat sampai saat ini menyebut bangunan ini sebagai “Gedung Sate”.

Baca Juga: Adu Kuat Dedi Mulyadi dan Uu Ruzhanul Ulum di Pilkada Jabar 2024 Jika Ridwan Kamil ke Pilgub DKI Jakarta

Menurut Pemandu Gedung Sate, Dena Akhirawan, pada ruang di puncak gedung ini, terdapat sebuah alarm yang akan otomatis menyala ketika ada serangan dari musuh. 

Dengan bunyi alarm yang besar, alarm mampu menjangkau hingga di luar Kota Bandung. Namun saat ini, alarm hanya dinyalakan sekali dalam setahun selama 10 menit saja. Suaranya hanya terdengar di sekitar gedung. ***

Editor: Rakhmat Margajaya

Sumber: bandung.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x