Network
HaiBandung- WNA yang meludahi muka imam masjid Al Muhajir di Kompleks Margahayu Raya, Jalan Jupiter Raya, Kota Bandung, masih diperiksa di Mapolrestabes Bandung hingga Minggu, 30 April 2023 pagi.
Yang mengejutkan, WNA asal Australia yang meludahi muka imam ini ternyata mengaku seorang muslim. Namanya pun ada nama Arab-nya, yaitu McArthur Brenton Craig Abbas Abdullah. Usianya 47 tahun.
Peristiwa WNA meludahi muka imam masjid di Bandung ini diberitakan juga oleh sejumlah media luar negeri, di antaranya smh.com.au (media Australia) dan Daily Mail (Inggris).
Terungkap, McArthur Brenton bukan sekali ini datang ke Indonesia dan sering datang ke masjid.
Maka, agak mengherankan jika ia marah hanya gara-gara murotal di pengeras suara dekat penginapannya.
Baca Juga: Inilah Tampang WNA yang Meludahi Muka Imam Masjid di Bandung, Ditangkap di Bandara Soekarno Hatta
Sebagai orang yang sering datang ke Indonesia dan seorang muslim, ia tentunya hapal budaya masjid di Indonesia yang sering kali melantunkan murotal menjelang adzan atau menjelang jumatan.
Seperti dikatakan Muhammad Basri Anwar, imam masjid korban persekusi McArthur Brenton, ia dibentak-bentak dan diludahi oleh bule asal Australia itu.
Tak cuma itu, McArthur mematikan murottal Alquran sambil membanting HP Basri Anwar.
Lantas apa pekerjaan McArthur Brenton?
Baca Juga: Hari Terakhir Masa Jabatan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jabar Jatuh pada Hari Selasa
Daily Mail dan smh.com.au mengungkapkan, laki-laki ini mencantumkan pekerjaannya sebagai pengembang game komputer, penulis, dan guru dengan minat pada filsafat, etika, kebaikan manusia, dan teknik elektronik.
Ia juga terarik pada seni bela diri Wushu.
MacArthur juga mengunggah sejumlah perjalanannya di Indonesia ke akun media sosialnya, termasuk kunjungannya ke masjid-masjid.
Selain sebagai guru, McArthur Brenton juga mengklaim dirinya sebagai Pejuang Hak Asasi Manusia dan Keamanan Internasional.
Itulah MacArthur Brenton, WNA yang meludahi muka imam masjid di Bandung.
Terkait kasus hukumnya di Indonesia, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan siap memberikan bantuan konsuler kepada warganya ini.***
