"Dalam ritual persembahan ini biasanya diiringi semacam tabuhan gamelan dari batu. Semua itu dilakukan sebagai bentuk ketaatan pada yang mereka sembah,” katanya seperti dilansir apihdudih.blogspot.com.
Untuk asal-muasal batu dan cara membangun piramida, menurut Adhe, batu-batu yang digunakan berasal dari wilayah sekitar tempat berdirinya piramida.
Mungkin hal ini sudah menjadi kesepakatan kelompok masyarakat dari berbagai daerah untuk membangun piramida sebagai tempat persembahan dan pengorbanan di lokasi itu.
Baca Juga: Simpatisan tidak Kaget Ridwan Kamil Masuk Radar Bakal Cawapres Pendamping Ganjar Pranowo
Perkakas batu
Adhe melihat, perkakas yang digunakan untuk memahat batu agar sesuai dengan ukuran ditentukan, terbuat dari batu juga.
Hanya kualitas batunya yang jauh lebih keras, seperti batu yang diikatkan ke kayu menyerupai kapak/batu.
"Pengerjaan pembangunan piramida melibatkan ratusan orang yang terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu pemahat, pembawa batu, dan penyusun batu membentuk piramida," katanya.
Baca Juga: Hipertensi? Jangan Salahkan Garam, Kata dr. Cahyono
Untuk bagian pembawa batu dari lokasi pemahatan sampai ke lokasi piramida, kata Adhe, dibuat bantalan-bantalan seperti bantalan rel kereta api. Batu-batu tersebut didorong oleh beberapa orang lewat bantalan.
"Sampai d lokasi, ada kelompok yang menarik batu membawa ke atas piramida menggunakan bambu atau kayu dalam posisi miring menyender ke dinding piramida".***