Baca Juga: 5 Tips Jitu Mencegah Sakit Maag ala dr. Cahyono
Masa lalu memang belum tentu menjadi ukuran untuk keadaan saat ini. Apalagi segalanya telah berubah besar, seperti yang dialami Slovakia belakangan ini.
Sebelum Francesco Calzona melatih Milan Skriniar cs, Slovakia adalah tim yang sangat mengandalkan pertahanan. Tetapi sejak ditangani Calzona, mereka berubah menjadi tim yang mengandalkan tekanan tinggi, agresif, membangun serangan dari lini belakang, dan piawai dalam situasi bola mati.
Revolusi ini membuat skuad Slovakia yang tak pernah lolos ke perempat final baik dalam Piala Eropa maupun Piala Dunia, optimistis melangkah jauh.
Slovakia optimistis
Kapten tim, Milan Skriniar, bahkan optimistis Slovakia bisa menuliskan sejarah jika timnya bisa melewati hadangan Inggris.
Tetapi mereka tahu, begitu Inggris berubah menjadi tim yang padu yang bermain dalam satu kesatuan, khususnya di lini depan, maka Slovakia berada dalam bahaya besar.
Untuk berubah ke level itu, pelatih Inggris, Gareth Southgate, harus berani mengambil risiko melakukan perubahan pada skuadnya.
Baca Juga: Telat Makan Bikin Sakit Maag Itu Mitos, Begini Penjelasan dr. Cahyono
Selama ini Southgate enggan menyerah kepada tekanan di luar tim. Dia teguh dengan starting eleven yang sama, kecuali pada laga terakhir fase grup ketika dia memasang Conor Gallagher sebagai starter, ketimbang Trent Alexander-Arnold.