"Penjara terbesar di dunia bukan di Guantanamo Amerika. Penjara terbesar di dunia bukan di Alkatras. Penjara terbesar di dunia adalah di Palestina," ujarnya.
Anjing-Anjing Lapar
UAS juga menyoroti taktik sadis yang digunakan tentara Israel, termasuk memanfaatkan anjing-anjing lapar untuk mengintimidasi dan menyiksa warga Palestina. Dengan tidak memberikan makanan kepada anjing-anjing tersebut, Israel menciptakan situasi yang mengerikan.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Hari Ini, Sabtu 25 November 2023: Anda Lalai dalam Hubungan
Mereka menghancurkan kehidupan dan keamanan warga Palestina. Tindakan mengarahkan anjing-anjing lapar untuk mencium bau darah dan menyerang penduduk setempat menciptakan gambaran kekejaman yang sulit diungkapkan.
"Mereka cari anjing-anjing lapar, herder tidak mereka kasih makan berhari-hari, lalu mereka ambil orang Palestina, mereka cambuk, berdarah, tumpah darahnya, berbau amis, mereka sobek kulitnya supaya anjing-anjing itu mencium bau darah, supaya menerkam, mencabik-cabik orang Palestina," tuturnya.
UAS juga menyoroti aspek media yang memainkan peran dalam meredam pemberitaan mengenai tragedi Palestina. Dia menyebutkan ketidakadilan ini juga mencakup kurangnya liputan media internasional karena beberapa lembaga berita, seperti Reuters, memiliki kepentingan yang terafiliasi dengan pihak Yahudi. Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan mengenai independensi media dan sejauh mana informasi dapat disajikan secara obyektif dalam situasi konflik yang sensitif.
"Tidak diliput oleh TV nasional, tidak ditampilkan TV internasional. Kenapa? Karena kantor berita internasional bernama Reuters, dan Reuters adalah punya Yahudi," ucap UAS. ***