Palestina, Penjara Terbesar di Dunia, Begini Penjelasan UAS

- 25 November 2023, 11:32 WIB
Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad. /Instagram/

HaiBandung - Ustadz Abdul Somad (UAS) mengungkapkan situasi mencekam di Palestina. Ia membeberkan kekejaman Israel yang dialami rakyat Palestina.

UAS menyoroti kebrutalan yang dialami tidak hanya terbatas pada ancaman kematian, melainkan juga terkait dengan serangkaian tindakan yang bertujuan merusak kehidupan sehari-hari dan meruntuhkan semangat umat Muslim di Palestina.

UAS  menyatakan, serangan terhadap rumah-rumah oleh tentara Israel tidak hanya mengakibatkan ancaman fisik, tetapi juga melibatkan tindakan merusak tempat-tempat penting, seperti pohon-pohon zaitun. Ini tidak hanya sebagai serangan fisik, melainkan juga tindakan psikologis yang bertujuan merampas kehidupan sehari-hari dan menghancurkan simbol-simbol keberagamaan, seperti masjid.

"Mereka tidak membunuh kami Abdul Somad karena kami tidak takut mati, tapi tentara Israel masuk ke dalam rumah kami, mereka tendang pecahkan itu tempat-tempat minyak zaitun," kata UAS dikutip Hai Bandung dari TikTok, Sabtu 25 November 2023.

UAS menuturkan, upaya tersebut diarahkan untuk menciptakan kelemahan di antara penduduk Palestina, membuat mereka lapar dan lemah. Serangan terhadap tempat ibadah dan pembatasan kebebasan beragama dengan tujuan mencegah sholat berjamaah di masjid adalah upaya sadis untuk menghancurkan spiritualitas dan kesejahteraan umat Muslim di wilayah tersebut.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Scorpio Hari Ini, Sabtu 25 November 2023: Setiap Hubungan Membutuhkan Usaha

"Supaya apa? Supaya kami lapar, supaya kami lemah, supaya masjid tidak sholat berjamaah,  supaya tidak ada yang berdoa kepada Allah. Itu yang mereka lakukan," katanya.

UAS mengecam perlakuan brutal yang dihadapi rakyat Palestina, menggambarkan penindasan yang dialami para tahanan Palestina. Ia mengatakan, penjara terbesar di dunia bukanlah di tempat-tempat seperti Guantanamo atau Alkatraz, melainkan di Palestina. Kondisi ini menunjukkan Palestina menjadi simbol ketidakadilan yang terus berlanjut.

"Penjara terbesar di dunia bukan di Guantanamo Amerika. Penjara terbesar di dunia bukan di Alkatras. Penjara terbesar di dunia adalah di Palestina," ujarnya.

Anjing-Anjing Lapar

Ilustrasi - Anjing herder hitam.
Ilustrasi - Anjing herder hitam.

UAS juga menyoroti taktik sadis yang digunakan tentara Israel, termasuk memanfaatkan anjing-anjing lapar untuk mengintimidasi dan menyiksa warga Palestina. Dengan tidak memberikan makanan kepada anjing-anjing tersebut, Israel menciptakan situasi yang mengerikan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Hari Ini, Sabtu 25 November 2023: Anda Lalai dalam Hubungan

Mereka menghancurkan kehidupan dan keamanan warga Palestina. Tindakan mengarahkan anjing-anjing lapar untuk mencium bau darah dan menyerang penduduk setempat menciptakan gambaran kekejaman yang sulit diungkapkan.

"Mereka cari anjing-anjing lapar,  herder tidak mereka kasih makan berhari-hari, lalu mereka ambil orang Palestina,  mereka cambuk,  berdarah, tumpah darahnya,  berbau amis, mereka sobek kulitnya supaya anjing-anjing itu mencium bau darah,  supaya menerkam,  mencabik-cabik orang Palestina," tuturnya.

UAS juga menyoroti aspek media yang memainkan peran dalam meredam pemberitaan mengenai tragedi Palestina. Dia menyebutkan ketidakadilan ini juga mencakup kurangnya liputan media internasional karena beberapa lembaga berita, seperti Reuters, memiliki kepentingan yang terafiliasi dengan pihak Yahudi. Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan mengenai independensi media dan sejauh mana informasi dapat disajikan secara obyektif dalam situasi konflik yang sensitif.

"Tidak diliput oleh TV nasional, tidak ditampilkan TV internasional. Kenapa?  Karena kantor berita internasional bernama Reuters,  dan Reuters adalah punya Yahudi," ucap UAS. ***

Editor: Rakhmat Margajaya

Sumber: TikTok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah