Mengenal Sosok Erma Yulihastin, Ilmuwan Bandung yang Menghebohkan Gegara Tornado Rancaekek

23 Februari 2024, 17:30 WIB
Sosok Dr Erma Yulihastin kembali menghebohkan usai menyebut tornado pada angin puting beliung Rancaekek pada Rabu (21/2) lalu. /Kolase dari Instagram @ermayulihastin/

HaiBandung - Sosok Dr Erma Yulihastin kembali menghebohkan usai menyebut tornado pada angin puting beliung Rancaekek pada Rabu (21/2) lalu.

Dr. Erma Yulihastin yang kini bekerja sebagai peneliti di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), di akun X @EYulihastin menuliskan:

"Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? KAMAJAYA sudah memprediksi "extreme event" 21 Februari 2023," tutur Erma Yulihastin pada Rabu (21/2).

Erma Yulihastin menyampaikan, tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek tersebut.

"Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yg tercatat sebagai tornado pertama ini," paparnya, masih di akun X.

Pendapat Erma Yulihastin bahwa angin puting beliung di Rancaekek merupakan tornado, langsung dibantah pihak BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika).

Baca Juga: Daftar Caleg DPRD Kota Bandung Peraih Suara Terbanyak di Pemilu 2024, Lengkap dari Dapil 1 hingga 7

Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung BMKG Teguh Rahayu menjelaskan, fenomena angin puting beliung memiliki skala kekuatan berputar dengan kecepatan kurang dari 70 kilometer per jam.

“Sedangkan untuk fenomena tornado kecepatan angin lebih dari 70 kilometer per jam. Kejadian kemarin sore, kecepatan angin tercatat di automatic weather station (AWS) Jatinagor sebesar 36,8 kilometer per jam,” kata Teguh dikutip dari Antara, Jumat, 23 Februari2024.

“Kalau tornado pasti dampaknya lebih dari 10 kilometer, sedangkan kejadian kemarin saya rasa hanya 3 sampai 5 kilometer dampaknya,” kata Teguh lagi.

Baca Juga: 11 Titik di Jabar Ini akan Jadi Tempat Pemantauan Hilal Awal Ramadhan1445 H/2024, Ini Daftarnya

Teguh mengimbau bagi siapapun yang berkepentingan untuk tidak menggunakan istilah yang dapat menimbulkan kehebohan di masyarakat. Cukup dengan istilah yang telah dipahami sebagian besar masyarakat di Indonesia.

Bukan sekali ini saja Erma Yulihastin membuat heboh. Pada tahun 2022 ia pun sempat bersilang pendapat dengan BMKG.

Gara-garanya, Erma Yulihastin menyebut akan terjadi badai hebat di Jabodetabek pada Rabu (28/12/2022).

“Siapapun Anda yang tinggal di Jabodetabek dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat," cuit Erma di akun X-nya (saat itu Twitter).

Baca Juga: Dedi Mulyadi Jadi Raja di Dapil Jabar 7, Suaranya Jauh di Atas Ahmad Syaikhu, Verrel Bramasta dan Cellica

Namun pihak BMKG membantah pendapat Erma tersebut. BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dengan kondisi cuaca yang terjadi saat itu.

BMKG mengimbau masyarakat tidak terpengaruh oleh pendapat yang dapat membuat masyarakat khawatir.

Lantas siapakah Erma Yulihastin?

Erma Yulihastin adalah ilmuwan yang tinggal di Bandung, tepatnya di Puri Matahari, Babakan Cianjur, Campaka Andir, Kota Bandung. Ia lulusan ITB dari S1 hingga S3. Erma Yulihastin kini bekerja di BRIN sebagai peneliti.

Erma Yulihastin lahir di Lamongan 4 Juli 1979.

Ia bersekolah di SDN Pangkatrejo Lamongan 1985-1991. Kemudian SMPN 1 Maduran Lamongan 1991-1994, dan SMAN 2 Lamongan 1994-1997.

Lulus SMA ia melanjutkan ke ITB (1997-2002).

Itulah sosok Erma Yulihastin, ilmuwan Bandung yang menghebohkan gegara tornado Rancaekek.***

Editor: Lana Filana

Tags

Terkini

Terpopuler