Prabu Ciung Wanara tidak Ngahiang, Diketahui Ini yang Menjadi Penyebabnya Meninggal

- 21 Juni 2023, 20:53 WIB
Situs Prabu Ciung Wanara ketika bertapa di Bojong Galuh, Karang Kamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Situs Prabu Ciung Wanara ketika bertapa di Bojong Galuh, Karang Kamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. /

 

HaiBandung - Pada tahun 732 M di Kerajaan Galuh Sunda telah terjadi perubahan yang sangat besar, yaitu pembagian kekuasaan.

Maharaja Sanjaya yang berkuasa waktu itu menguasakan Kerajaan Sunda kepada putranya Tamperan Barmawijaya.

Sementara itu Kerajaan Galuh dikuasakan kepada Permana Dikusuma yang merupakan cucu Purbasora.

Baca Juga: Simak, 5 Manfaat Isap Payudara Istri Saat Hubungan Intim

Menurut praktisi spiritual Adhe Gede, Prabu Permana Dikusuma memiliki dua permaisuri yaitu Dewi Naganingrum dan Dewi Pangrenyep.

Dari kedua istrinya tersebut, Prabu Permana Dikusuma masih belum juga dikaruniai seorang anak.

Prabu Permana Dikusuma yang dikenal pertapa berniat bertapa, dan kerajaan diserahkan kepada seorang menteri, Aria Kebonan, kemudian berganti nama menjadi Prabu Barma Wijaya Kusuma.

Baca Juga: Hadapi El Nino, Bulog Pastikan Stok Beras Kota Bandung Aman Hingga Akhir 2023

Adhe mengatakan, penyerahan tahta raja bersifat sementara selama Prabu Permana Dikusuma bertapa.

"Ketika Prabu Permana Dikusuma di pertapaan, kedua permaisuri itu hamil," ujarnya, seperti dilansir apihdudih.blogspot.com.

Konon, permaisuri yang kedua, Dewi Pangrenyep terlebih dahulu melahirkan bayi laki-laki lucu dan tampan diberi nama Hariang Banga.

Baca Juga: Hadapi El Nino di Kota Bandung, PDAM Tirtawening: Rajin Menabung dan Menghemat Air

Beberapa bulan kemudian, Dewi Naganingrum yang persalinannya hanya dibantu Dewi Pangrenyep juga melahirkan seorang anak laki-laki sangat tampan.

Hanya saja, bayi yang tidak kalah lucu dan tampan dari kakaknya, Hariang Banga itu, oleh Dewi Pangrenyep ditukar dengan anak seekor anjing.

Sementara bayinya dibuang dalam keranjang dengan sebutir telor ayam ke Sungai Citanduy.

Baca Juga: Pecandu Narkoba Tidak akan Ditangkap? Begini Kata BNN Kota Bandung

Mengetahui Dewi Naganingrum melahirkan seekor anjing, kata Adhe, raja Barma Wijaya Kusuma marah.

"Ketika itu, raja memerintah Aki Lengser untuk membunuh Dewi Naganingrum," tuturnya.

Perintah itu tidak dilaksanakan Aki Lengser, tetapi hanya membuangnya dalam hutan.

Baca Juga: Cegah Penyalahgunaan Narkoba di Kota Bandung, BNN Luncurkan Empat Produk Inovasi

Sementara bayi dan sebutir telor ayam yang dibuang dalam keranjang ke Sungai Citanduy, nyangkut di pinggir sungai kemudian bernama Ciung Wanara, ditemukan aki dan nini Balangantrang.

Singkat cerita, telor ayam jantan tersebut adalah cikal bakal ayam paling tangguh di seluruh negeri Kerajaan Galuh Sunda.

Raja Prabu Barma Wijaya Kusuma yang gemar sabung ayam mengundang Ciung Wanara untuk datang ke istana.

Baca Juga: Hadapi El Nino dan Idul Adha 2023, Ini Strategi Pemkot Bandung Kendalikan Inflasi

Raja janji seandainya ayam Ciung Wanara menang, maka akan menjadikannya raja yang berkuasa di barat yaitu Ciamis terus ke barat.

Untuk wilayah timur meliputi Jawa Tengah telah dikuasakan pada anak raja bernama Hariang Banga yang merupakan kakak Ciung Wanara.

Dalam sabung ayam tersebut, menurut Adhe, ayam Ciung Wanara yang menang sehingga sesuai janjinya raja mengangkat Ciung Wanara menjadi raja di sebelah barat.

Baca Juga: Jangan Khawatir Hadapi El Nino, Inflasi Kota Bandung Terendah di Jawa Barat

Ciung Wanara dengan gelar prabu berkuasa di Kerajaan Galuh tahun 739-783 M.

Dengan demikian, Ciung Wanara jauh sebelum Prabu Siliwangi berkuasa menjadi raja Sunda tahun 1400-1500 M.

Sementara kabar menghilangnya Prabu Ciung Wanara ketika bertapa di Bojong Galuh, Karang Kamulyan, Kecamatan Cijeungjing, ada yang berpendapat, Ciung Wanara sengaja menghilang/ngahiang.

Baca Juga: Bukan Isapan Jempol, Ini Fakta Pemkot Bandung Beri Kemudahan dalam Layanan Publik

Ada juga yang berpendapat, Prabu Ciung Wanara dibunuh saat di pertapaan.

Tetapi, menurut Adhe, Prabu Ciung Wanara tidak ngahiang maupun dibunuh, tetapi wafat karena menderita sakit.***

Editor: Dudih Yudiswara

Sumber: apihdudih.blogspot.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah