Waduh, Kenapa India Bersikap Tak Lazim terhadap Hamas?

14 Desember 2023, 09:30 WIB
Ilustrasi - Rakyat Palestina membutuhkan solidaritas global. /pixabay.com/

HaiBandung – Kelompok militan Hamas menyatakan apresiasi terhadap panggilan gencatan senjata kemanusiaan dari Majelis Umum PBB (UNGA) dalam konflik berkelanjutan di Gaza.

Izzat Al-Rishq, anggota Biro Politik Hamas, mengeluarkan pernyataan yang mendorong komunitas internasional untuk tetap memberikan tekanan kepada apa yang ia sebut sebagai "pasukan pendudukan" dan mendukung kepatuhan terhadap keputusan PBB.

Resolusi tersebut, yang diajukan Mesir dan Mauritania dengan sejumlah sponsor, mendapatkan 153 suara mendukung dalam sidang Selasa 12 Desember 2023. Secara mencolok, India mengambil sikap tidak lazim dengan memilih menentang resolusi UNGA yang mendukung Palestina, tanpa mengutuk terorisme Hamas.

Resolusi tersebut juga menekankan pembebasan tawanan dan menuntut kepatuhan pada kewajiban internasional, terutama dalam melindungi warga sipil dan memastikan akses kemanusiaan untuk bantuan ke Gaza.

Meskipun bersifat simbolis karena UNGA tidak memiliki kekuatan penegakan seperti Dewan Keamanan PBB, resolusi tersebut mencerminkan perubahan sikap terhadap Israel.

Resolusi sebelumnya pada 27 Oktober mendapatkan 121 suara, meningkat menjadi 153 dalam sidang terkini, dengan penolakan berkurang dari 14 menjadi 10 dan pen abstainan menurun dari 44 menjadi 23.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Hari Ini, Kamis 14 Desember 2023: Anda Meyakinkan dengan Pesona

Perjuangan Komunitas Internasional

PBB, menyoroti situasi darurat di Gaza, memperingatkan tentang kemungkinan keruntuhan sistem kemanusiaan. Sebagian besar dari 2,2 juta penduduk Gaza telah mengungsi, menghadapi kelaparan dan penyakit.

Sebaliknya, dalam satu minggu terakhir, Washington menggunakan hak vetonya untuk kedua kalinya, menghalangi resolusi Dewan Keamanan yang menyerukan gencatan senjata.

Rusia dan China juga memberlakukan veto terhadap resolusi, sementara Dewan berhasil mengesahkan satu yang menyerukan jeda kemanusiaan, setelah Rusia, AS, dan Britania Raya memilih untuk abstain.

Pada 24 November, pihak yang berseteru sepakat untuk jeda kemanusiaan selama empat hari, yang diperpanjang selama tiga hari tambahan, memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza dan pembebasan tawanan.

Kerugian di Gaza telah menghancurkan lebih dari 18.400 korban sejak 7 Oktober, setelah Hamas menembus perimeter yang dijaga ketat oleh Israel, menyebabkan kehilangan nyawa tragis sebanyak 1.200 orang.

Baca Juga: Kunci Jawaban Game Sudoku Puzzle Harian Tanggal 14 Desember 2023

Komunitas internasional terus berjuang mencari jalur menuju perdamaian abadi dan bantuan kemanusiaan di wilayah tersebut. ***

Editor: Rakhmat Margajaya

Sumber: Prokerala

Tags

Terkini

Terpopuler