Patut Ditiru! RW 19 Antapani Tengah Kota Bandung Sukses Kelola Sampah di Rumah, Ini Kiatnya

- 7 Juni 2023, 19:04 WIB
Warga RW 19 Antapani Tengah Kota Bandung sukses mengelola sampah di rumah.
Warga RW 19 Antapani Tengah Kota Bandung sukses mengelola sampah di rumah. /bandung.go.id/

HaiBandung - RW 19 Kelurahan Antapani Tengah Kecamatan Antapani Kota Bandung adalah wilayah yang patut ditiru dalam hal kebersihan. 

Pasalnya, warga Kota Bandung di wilayah tersebut telah berhasil mengelola sampah di rumah. 

Di wilayah ini, sudah sekitar 90 persen sampah mampu diolah. Caranya dengan melaksanakan program Pemerintah Kota Bandung, Kang Pisman, yaitu Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan. 

"Jasmine Integrated Farming ini sudah berjalan sejak tahun 2019. Awalnya itu kita edukasi dan sosialisasi. Kita berkeliling, bagaimana caranya untuk memilah sampah. Saat ini 10 persen residunya masih buang ke TPS. Kita ada kontribusi. 90 persen mengolah di sini," kata Ketua RW 19, Doddy Iryana Memed pada kegiatan Bandung Menjawab, Rabu 7 Juni 2023. 

Baca Juga: SAKEDAP, Warga Kota Bandung yang Butuh NIB Cukup Datang ke Kecamatan

Ia mengungkapkan, dengan warga sebanyak 1.000 orang dan rumah 251, timbunan sampah sekitar 3.200 kg organik dan 100-150 kg anorganik. 

"Alhamdulillah dari timbunan sampah itu kita bisa manfaatkan jadi maggot, pupuk dan bahan lainnya yang bisa dimanfaatkan," katanya. 

Di tempat yang sama, Sekretaris Jasmine Integrated Farming, Anindya Puspitasari menyampaikan, masing-masing RT disediakan dua buah tempat pemilahan. Hal itu untuk meminimalisir tercampurnya sampah. 

Baca Juga: Atasi Banjir, Pemkot Bandung Segera Bangun Kolam Retensi di Kelurahan Babakan

"Masing-masing RT itu ada dua tempat sampah, untuk anorganik dan organik. Nanti setelah titik kumpul, di masing-masing RT, sudah penuh sampah sekitar 2-3 hari," katanya. 

Ia menambahkan, dalam waktu satu minggu terdapar 3.200 kg untuk sampah organik dan 100-150 kg sampah anorganik.

"Untuk meminimalisir itu, kami pilah kembali sehingga sampah disini bermanfaat. Ada untuk pakan magot, kompos, pupuk dan sampah organik lainnya " ujar Anin sapaan akrabnya. 

Baca Juga: Masya Allah, Omzet Sri Meroket Setelah Didampingi Pemkot Bandung

"Anorganik juga dipilih di bank sampah nanti diberikan ke bank sampah induk. Anorganik itu masih ada residu, seperti bungkus sachet kopi itu tidak bisa di daur ulang," ucapnya. 

Selain menjadi bahan makanan magot juga, lanjut Anin, hasil sampah disini menjadi pupuk yang menghasilkan sayuran. Hasil panen itu, dibagikan untuk pencegahan stunting. 

"Pupuknya dimanfaatkan untuk program pencegahan stunting. Balita di sini masuk ke lingkup warga untuk mencegah adanya stunting, jadi kita olah untuk dikonsumsi," tuturnya. 

Sementara itu, Lurah Antapani Tengah, Teguh Haris Pathon menerangkan, wilayahnya menerapkan program unggulan, Kang Pisman.

Baca Juga: Pakar Politik Sarankan Ganjar Pranowo Gandeng Ridwan Kamil di Pilpres 2024, Membidik Suara di Jawa Barat

"Kita punya gerakan Abdi Milah Sampah Ti Bumi (Abah Timi). Ini turunan Kang Pisman yang ada di Kelurahan Antapani Tengah sebagai tonggak keberhasilan pemilahan sampah," tuturnya. 

Ia mengatakan, sebagai acuan untuk memperkuat pengelolaan sampah yaitu lahan dan semangat yang kuat. Hal itu sebagai kunci utama untuk kebersihan. 

"Kendalanya itu lahan. Kedua harus ada semangat warganya. kalau di RW 19 ini luar biasa, pengelolaannya terus diupayakan. Mulai dari penanggung jawab pakan magot, pemilahan sampah organik dan anorganik hingga sosialiasi kepada masyarakat, " tuturnya lagi. ***

Editor: Rakhmat Margajaya

Sumber: bandung.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x