Menyadari bukanlah satu-satunya generasi muda yang punya keinginan menjadi seorang atlet, Oza mengingatkan kepada atlet muda khususnya Kota Bandung untuk memiliki ketekunan, kegigihan, serta keyakinan dalam menjalani latihan.
Ia juga mengisahkan hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk berlatih. Ia bahkan nyaris tak punya waktu untuk bermain dengan teman-temannya.
“Subuh-subuh sudah turun untuk latihan, sampai jam 8 pagi. Latihan lagi jam tiga sore sampai jam enam. Praktis hanya punya waktu sebentar di siang hari untuk istirahat. Atau di malam hari, itu pun sebentar, untuk ngobrol dengan keluarga,” katanya.
Pasang-surut kondisi mental pun dialaminya saat mengikuti karantina ataupun di tengah mengikuti kejuaraan.
Meski begitu, ia tak pernah berlama-lama dalam keadaan mental di bawah. Berbagai cara dilakukannya untuk mengembalikan kondisi mental menjadi lebih baik.
“Aku telpon keluarga di rumah, atau tetap mengambil waktu untuk sejenak ke luar rumah, bermain, ya, pas memang sedang libur,” katanya.
Ia meyakini, tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Walau sempat berada di fase demotivasi, namun Oza merasa hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar.
Baca Juga: Daftar Tarif Baru Tol Cipularang dan Padaleunyi, Segera Diberlakukan
“Dulu pernah latihan asal latihan. Hasilnya terserah. Dan memang benar, hasilnya juga memang jadi terserah, enggak maksimal,” ujarnya.