Penjual Kelapa Muda Ini Enggan Hadapi Tahun Baru Imlek, Begini Alasannya

- 20 Januari 2023, 11:53 WIB
Putra Dayat mengaku sepi pembeli dalam penjualan air kelapa muda pada musim hujan.
Putra Dayat mengaku sepi pembeli dalam penjualan air kelapa muda pada musim hujan. /Rakhmat Margajaya/Hai Bandung/

"Matak jangar kana sirah, " katanya kepada Hai Bandung, dalam bahasa Sunda. Artinya, bikin pusing kepala.

Karena jarang pembeli, stock kelapanya menumpuk dan membusuk.
"Itu stock bulan lalu (Desember 2022), " ucapnya.

Baca Juga: 5 Zodiak Ini Cocok dan Serasi dengan Gemini yang Lahir Penuh Pesona

Waktu itu, Putra Dayat menyiapkan seratus butir kelapa muda yang didatangkan dari Cidaun, Cianjur Selatan.

Dia berpikir, kelapa tersebut akan segera habis. Ternyata, karena hujan dan hujan lagi, penjualannya sepi.

Akibatnya, warung kelapa mudanya sering tutup. Dia tak berani menjual kelapa yang sudah buruk. Untuk kembali menyediakan stock baru pun takut tak laku.

Baca Juga: Waspadalah, Hujan Turun pada Tahun Baru Imlek 2023, Ini Kata BMKG

"Kantenan Imlék hujan waé, " ucapnya. Musim hujan pada Tahun Baru Imlek membuatnya ketar-ketir.

Sebagai pedagang kecil, modal yang harus dikeluarkan untuk membeli stock seratus butir kelapa muda itu cukup besar. Sedangkan keuntungannya rata-rata hanya 20 persen.

Dia menjual kelapa muda Rp8000 per butir. Di wilayahnya, harga kelapa yang dijuanya terbilang paling tinggi, karena pedagang lain ada yang menjual kelapa muda Rp5000 per butir.

Halaman:

Editor: Rakhmat Margajaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah