Ubah Pola Pikir Warga, Kota Bandung Harus Bisa Kelola Sampah dari Sumbernya

4 Juni 2023, 19:10 WIB
Sekarang saatnya Kota Bandung mengubah pola pengelolaan sampah. /bandung.go.id/

HaiBandung - Agar memiliki nilai ekonomi, sampah di Kota Bandung harus bisa dikelola sejak dari sumbernya. 

Untuk itu, pengelolaan sampah di Kota Bandung salah satunya harus diawali dengan mengubah pola pikir warganya.

Hal itu disampaikan Pelaksana Harian Walikota Bandung, Ema Sumarna, saat acara Sosialisasi Pengelolaan Sampah dan Kang Pisman, di Kantor PDAM Titawening, Minggu 4 Juni 2023. 

"Sampahnya kita masih dengan pola konvensional yaitu dengan pola angkut, kumpul, simpan - angkut. Hari ini kita ingin mencoba, bagaimana membangun peradaban baru mengubah mindset kita dengan hal-hal yang sifatnya logis," kata Ema.

Baca Juga: Mengenal Rein Vidya Banafsha, Perempuan Asal Tasikmalaya yang Lulus Kedokteran Unpad dalam Usia 19 Tahun

Ia meyakini, pengelolaan sampah dengan pola kurangi, pisahkan, dan manfaatkan (Kang Pisman) bisa dilakukan dengan masif. Salah satu cara yang dinilainya lebih tepat yaitu dengan menyebarkan kisah sukses sebuah wilayah. 

Ia mencontohkan, di RW 12 kelurahan Maleer kecamatan Batununggal, ada penggagas juga motivator namanya Pak Yanto. Di wilayah itu, warga sudah berkomitmen dan menyelesaikan sampah selesai di TPS.

"Warga masyarakat di sana sudah mengetahui kapan sampah ditahan di rumah, dipilah, dan diangkut oleh pengelola sampah di lingkungan RW. Kemudian diolah di TPS," ujarnya. 

Baca Juga: Plh Walikota Bandung Lepas 1.000 Pelari dalam Borobudur Friendship Run

"Di TPS sampah dikelola dengan pola maggot, recycle dan lain sebagainya. Ternyata bernilai ekonomi," ujarnya lagi. 

Karena itu, Ema mengajak setiap RW menduplikasi pengalaman sukses yang sudah dilakukan di beberapa wilayah. 

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Dudi Prayudi mengungkapkan, program Kang Pisman telah berjalan sejak 2018.

"Untuk beberapa RW itu sudah menjalankan yang disebut dengan kawasan bebas sampah atau KBS. Saat terjadi penumpukan penumpukan sampah di TPS, RW yang melaksanakan KBS tidak terdampak, karena sampahnya sudah selesai di sumbernya," ujar Dudi. 

Baca Juga: Hari Ini Dimulai Lagi, Masyarakat Kota Bandung Sambut CFD dengan Antusias

Karena itu, Dudi mengajak RW menerapkan kawasan bebas sampah atau program Kang Pisman.

"Persentase untuk kawasan bebas sampah ini baru sekitar 10 persen saja dari 1.594 RW di Kota Bandung. Oleh karenanya, kita berharap RW yang menerapkan Kang Pisman bertambah. Sehingga semakin banyak lagi sampah sampah yang diselesaikan di level RW," ucapnya. ***

Editor: Rakhmat Margajaya

Sumber: bandung.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler